Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyarankan agar Sukmawati Soekarnoputri tidak terlalu ke 'kiri'. Fahri mengatakan saran tersebut diberikan supaya Sukmawati yang dipolisikan atas tuduhan penistaan agama itu lebih memahami tentang Islam.
Fahri awalnya menceritakan tentang sosok kakek Sukmawati, Hasan Din. Hasan Din adalah ayah dari Fatmawati, istri Presiden RI ke-1 Sukarno.
"Putra-putri Bung Karno itu agak mendekat ke kultur Sumatera, saya bilang begitu. Karena kan kakeknya Ibu Rahma, Ibu Mega, Ibu Sukma itu kan namanya Datuk Hasan Din. Ini adalah tokoh agama dan tokoh Muhammadiyah Sumatera Barat, yang kemudian tinggal di Bengkulu. Tinggal di Bengkulu dan kemudian, waktu Bung Karno ke sana, beliau (Hasan Din) adalah konsul Muhammadiyah di Sumatera," kata Fahri di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Fahri menilai keluarga Sukmawati memiliki latar belakang yang memahami Islam. Dia menyebut Selain Hasan Din sebagai tokoh Muhammadiyah, Sukarno pun pernah menjadi guru di konsul Muhammadiyah Sumatera.
"Ditugaskanlah Bung Karno menjadi guru di situ (konsul Muhammadiyah Sumatera). Di situlah dia ketemu dengan Ibu Fatma, lalu kemudian menikah. Keluarlah anak-anaknya itu. Jadi, akarnya ini kan akar Islam, begitu," sebut Fahri.
Sukmawati diketahui menjadi kontroversi karena membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno. Fahri pun tidak sependapat dengan apa yang disampaikan Sukmawati.
"Karena yang disebut Ibu Sukma itu agak jauh itu. Bagaimana membandingkan utusan Tuhan dengan politisi dan negarawan biasa? Kan nggak bisa dibandingkan," jelasnya.
Karena itu, Fahri menyarankan Sukmawati agar tidak terlalu kiri. Dia menilai Sukmawati perlu juga mengangkat kultur yang berasal dari ibunya, Fatmawati.
"Makanya itu yang saya bilang, secara naratif itu beliau perlu agak mendekat, begitu, belajar, apa namanya, untuk mengangkat kultur dari sayap ibunya ini, gitu loh, supaya nggak terlalu jauh," terangnya.
"Nah saya mengusulkan mereka agar dekat ke situ. Jangan terlalu kiri dan merah dong kan. Padahal kan punya akar Islam juga," imbuh inisiator Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia itu.
Diberitakan sebelumnya, pernyataan Sukmawati yang menimbulkan kontroversi tersebut dilontarkan dalam diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme' pada Senin (11/11). Sukmawati awalnya berbicara tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda.
"Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati seperti dilihat detikcom dalam video yang viral.
Sejumlah pihak pun mendesak Sukmawati meminta maaf. Namun, anak ke-4 Sukarno itu merasa tidak membuat kesalahan.
"Saya merasa tidak salah, jadi ngapain musti minta maaf? Diteliti dulu dong apa kata-kata saya yang benar, yang bukan diubah ataupun diedit," kata Sukmawati saat dihubungi, Senin (18/11). dtc