Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Mantan Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Buya Abdul Majid, melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke Bareskrim Polri. Sukmawati dilaporkan atas tuduhan penodaan agama karena pidatonya yang dianggap membandingkan Nabi Muhammad SAW dan Presiden RI ke-1 Sukarno.
"(Yang dilaporkan) pernyataannya, mana lebih bagus pancasila sama Alquran, kemudian sekarang saya mau tanya yang berjuang di abad 20 itu Nabi Muhammad atau Soekarno untuk kemerdekaan. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan selanjutnya," kata kuasa hukum pelapor, Aziz Yanuar di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2019).
Laporan itu terdaftar di Bareskrim Polri dengan nomor LP/0986/XI/2019/BARESKRIM dengan tuduhan melanggar pasal 156a KUHP. Sejumlah alat bukti juga diserahkan diantaranya cd dan artikel.
"Ada CD full video dari acara tersebut. Acaranya bangkitkan nasionalisme dan kita tangkal radikalisme, tapi isinya seperti itu, beberpa artikel terkait," ucapnya.
Dia menilai ucapan Sukmawati itu tak pantas dan tak sesuai dengan acara. Aziz memandang perkataan Sukmawati memberi kesan negatif.
"Apa kaitannya Nabi (Muhammad) yang mulia dengan Soekarno dan apa kaitannya Alquran dibandingkan dengan menangkal radikalisme, apalagi itu negatif ya," ucap dia.
Terkait hal ini, sejumlah pihak juga telah melaporkan Sukmawati atas tuduhan serupa. Korlabi melaporkan Sukmawati di Polda Metro Jaya dan Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB) melaporkan di Bareskrim Polri.
Sebelumnya Sukmawati Soekarnoputri menjelaskan pidatonya terkait Nabi Muhammad SAW dan Presiden RI ke-1 Sukarno yang terkesan membandingkan, bermula dari niatnya mengkritik proses rekrutmen calon radikalis atau teroris. Berdasarkan informasi yang dia dengar, kata Sukmawati, perekrut membandingkan Pancasila dengan Alquran.
"Saya cuma bertanya dan sebetulnya saya hanya mengulang memberikan keterangan tentang info yang saya dapat, tentang info yang bukan dari saya, tapi dari perekrut calon-calon radikalis yang bertanya lebih bagus Pancasila atau Alquran," kata Sukmawati ketika dihubungi detikcom, Senin (18/11/2019) malam.
"Itu kan saya dapat info, itu kata-kata dan syarat untuk calon-calon radikalis, teroris. Perekrutnya menanyakan salah satunya pertanyaan demikian," sambung Sukmawati.
Sukmawati menuturkan akibat video pidatonya diedit dan diunggah tak utuh di media sosial, timbul kesan buruk terhadap dirinya. Menurut dia, pertanyaannya tentang Nabi Muhammad SAW dan Sukarno telah sesuai konteks. Lewat pertanyaan itu, Sukma juga hendak mengingatkan sosok yang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
"Diedit seolah saya langsung yang tanya begitu. Latar belakang konteks yang saya bicarakan dihapus oleh pengedit. Jadi saya yang dibikin rugi. Tentang saya bertanya siapa yang berjuang di abad 20, itu kan saya hanya menanyakan siapa yang berjuang, bukan (bicara) urusan jasa," terang Sukmawati. dtc