Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Perum Bulog mencatatkan kerugian sebesar Rp 955 miliar pada September 2019. Kerugian tersebut tercatat dalam segmen Public Service Obligation (PSO) atau penugasan pemerintah terhadap Bulog.
Lebih tepatnya, kerugian tersebut berasal dari penurunan jumlah pagu penyaluran beras penugasan pemerintah dan perubahan penyaluran bantuan sosial beras sejahtera (rastra), menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Segmen PSO terus menunjukkan penurunan pendapatan sampai triwulan III 2019. Segmen PSO mengalami rugi sebesar Rp 955 miliar," ujar Direktur Utama Bulog Budi Waseso ketika menghadiri rapat dengan Komisi IV DPR RI, di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Pada program rastra, Bulog merupakan penyalur beras satu-satunya untuk 15,6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sedangkan, dalam program BPNT, penyalur beras tak hanya Bulog, tetapi juga pihak swasta.
Hal tersebut menyebabkan penyaluran beras Bulog tersendat yang akhirnya berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.
"Selanjutnya program bansos rastra mengalami perubahan arah kebijakan menjadi BPNT yang berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan PSO Perum Bulog sejak tahun 2015 hingga 2018," terang Buwas.
Adapun target penyaluran beras dalam program BPNT hingga akhir 2019 sebesar 700.000 ton. Buwas mengatakan, hingga saat ini beras yang tersalurkan untuk BPNT baru sekitar 85.000 ton.
"Per hari ini saja beras untuk BPNT baru 85.000 ton yang tersalur. Targetnya kan 700.000 ton hingga akhir tahun," imbuh dia.
Menurut data pelaksanaan anggaran triwulan III Bulog, penyaluran beras untuk bansos menunjukkan tren penurunan. Penurunan drastis terjadi pada bulan Agustus dengan penyaluran beras sebesar 28.923 ton, menjadi hanya 26 ton pada bulan September 2019.dtc