Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Sejak akhir September 2019 lalu hingga saat ini, kalangan supliyer jeruk asal Jakarta masih kekurangan pasokan untuk kebutuhan bahan baku industri jus/pabrikan. Ini akibat produksi jeruk petani di beberapa belahan daerah di tanah air banyak yang belum panen, sehingga jeruk peras di Langkat masih jadi incaran pasar Jakarta.
Petani di Langkat pun terbantu. Harga jual jeruk mereka terus naik hingga di level Rp Rp 6 .000 - Rp 6.500/kg, setelah penjualan di tingkat petani pada September lalu Rp 5.000/kg, yang mengalahkan harga penjualan di tingkat petani untuk pasar Medan, yakni Rp 3.500/kg.
"Kalau ada petani yang panen, ini hari kita bisa ambil dengan harga Rp 6.500/kg, karena permintaan pasar di Jakarta masih terbuka. Kemarin terakhir kita beli jeruk petani di Kecamatan Secanggang, Langkat, setelah 2 pekan melakukan pembelian di Secanggang," sebut Adi, pedagang pengumpul jeruk di Kecamatan Besitang, Jumat (22/11/2019).
Sementara, kalangan pedagang penampung jeruk peras di Pantai Buaya Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, terus memburu jeruk petani di luar Kecamatan Besitang untuk memenuhi permintaan pasar jeruk di Jakarta.
"Kalau daerah Besitang, produksinya sudah habis, makanya kita membeli sampai ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk pasokan ke Jakarta. Sedangkan pasar Medan untuk sementara waktu kita hentikan, karena samgat murah penjualannya, kasihan petani jika harga jeruk mereka terus anjlok," ungkap Keling dan Marianto, pedagang pengumpul di Besitang.
Diketahui, sejak Juni - Agustus 2019 lalu, petani jeruk di Kecamatan Besitang, Hinai, Secanggang, Padang Tualang, Gebang, Besitang dan Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat resah, akibat harga jual jeruk mereka hanya laku Rp 3.500, bahkan hanya Rp 2.000/kg. Karena produksinya hanya ditampung di pasar Sumatera, seperti Medan.