Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Di masyarakat sastra, khususnya Sumatra Utara (Sumut) penyair NA Hadian adalah nama besar. Puisi-puisinya unik dan kuat secara pengungkapan dan makna. Namun terlepas dari karyanya itu, sosok yang digelari "Presiden Puisi Sumut" ini masih banyak yang belum diungkap.
"Beliau itu adalah menantu HM Jhoni. Hadian adalah singkatan dari Haji Adrian Bania Nasution," terang Idris Pasaribu sastrawan yang juga wartawan senior di harian Analisa saat bedah buku kumpulan puisi NA Hadian "Catatan dari Kamar Tua" yang digelar Komunitas Kata-kata di Taman Budaya Sumatra Utara (TBSU) Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Jumat (22/11/2019).
Dia berkeluarga dan sempat tinggal di Delitua. Sayangnya ia gagal membina rumah tangga. Dia juga banyak berkawan dengan wartawan. Ia juga kerap datang ke kantor Analisa dan menunjukkan puisi-puisinya, sambung Idris.
Sementara itu, sastrawan Sumut lainnya, Suyadi San menambahkan, NA adalah singkatan dari Nirwana Abadi. Dikatakan Suyadi, benar bahwa puisi-puisi NA Hadian adalah beraliran sufistik dan ia berguru dengan penyair Hamzah Fansuri sebagaimana dipaparkan pemantik diskusi Juhendri Chaniago.
"Apa yang dipaparkan pemantik itu benar. Saya sepakat jika disebut puisi beliau sufistik," kata Suyadi. Ia menambahkan sekaligus mengkoreksi buku itu yang tidak memuat kapan NA Hadian meninggal. Beliau itu meninggal pada 22 Maret 2007, mohon ditambahkanm," jelasnya.