Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Pedagang ikan di beberapa pasar di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara mulai tersenyum dengan munculnya kalangan konsumen yang membeli ikan laut. Hampir dua pekan kalangan pedagang laut ini sepi pembeli akibat pencemaran air sungai dan laut oleh bangkai babi.
Paling diminati konsumen, yakni ikan produksi laut tengah, seperti ikan tuna/tongkol, dan hiu, sedangkan ikan laut pinggiran, seperti ikan gulama, senangin, sebilang dan ikan bedukang kurang diminati konsumen. Karena, konsumen berasumsi, ikan laut pinggiran memakan bangkai babi yang mengapung di aliran sungai berair asin, hingga ke pinggiran laut.
"Alhamdullilah, pembeli mulai berniat mengkonsumsi ikan, setelah lebih sepuluh hari sepi akan pembeli, akibat beredarnya kabar bangkai babi," kata Usman, salah seorang pedagang ikan di pasar Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, Senin (25/11/2019).
Ditemui terpisah, kalangan konsumen ikan laut di pasar Kecamatan Tanjung Pura, mereka menyebutkan, semula mereka masih merasa geli melihat ikan yang perutnya buncit - buncit, seperti ikan sembilang dan bedukang, yang dikenal ikan pemakan bangkai.
"Untuk kali ini kami beli ikan tongkol saja, karena ikan ini produksi laut tengah, dari Aceh sana. Kalau ikan laut pinggiran masih ada rasa gelinya kalau dimasak," sebut Aini dan Nurleila, konsumen ikan di Tanjung Pura.
Kembalinya kalangan konsumen membeli ikan, berkaitan dengan ungkapan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pemprov Sumatera Utara, Lina Simatupang, yang menyatakan, Kabupaten Langkat aman dari indikasi virus hog cholera ternak babi mati. Babi yang mati terkena virus hog cholera tidak menular terhadap manusia.
Hal itu dikatakannya saat rapat koordinasi dengan DPRD Langkat, Senin, 18 November 2019, di Langkat, terkait babi mati yang dihanyutkan di aliran Sungai Wampu, yang sempat membuat keresahan masyarakat.
Sebelumnya, Asisten I Pemerintahan Pemkab Langkat, Abdul Karim menjelaskan, Langkat merupakan daerah penghasil ikan laut, karena memiliki 9 kecamatan kawasan pesisir pantai dari 23 kecamatan di Langkat. Dengan garis pantai 110 km. Secara umum, masyarakatnya berprofesi sebagai pelaku usaha perikanan, seperti nelayan, budidaya ikan, pengolahan dan pemasaran perikanan.