Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dibangun dengan biaya mahal di atas lahan kurang lebih 1.933 Ha, ternyata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang berlokasi di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, tak laku dijual. Dari kemungkinan 190-an tenant (penyewa lahan usaha), yang bisa mengisi sampai hari ini baru ada 6 yang masuk, di antaranya PT Unilever.
"Harga gas ke sana mahal, itu yang jadi kendala. Pabrik itu kan untuk menggerakkan mesinnya perlu bahan bakar gas atau minyak," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatra Utara, Zonny Waldi, seusai mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi DPRD Sumut, Senin (25/11/2019).
Kendati dikelola PT Kindra yang merupakan anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara III, Zonny mengaku Pemprov Sumut berkepentingan terhadap banyaknya perusahaan yang menjadi tenant di KEK Sei Mangkei.
Misalnya, soal penyerapan tenaga kerja. Setiap tenant membutuhkan 385 pekerja. Lebih dari 100.000 pekerja baru terserap jika seluruh areal KEK berisi tenant. Bagi para pencari kerja di sekitar KEK tentu hal tersebut sangat membantu. Pemprov Sumut akan mendorong agar penduduk sekitar yang akan diterima bekerja tidak sekadar menjadi tenaga keamanan (sekuriti) atau petugas kebersihan (cleaning service).
Sesungguhnya, terang Zonny, berbagai kesiapan sudah tersedia di KEK. Infrastruktur jalan sangat memadai. Menuju Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung ada angkutan kereta api.
"Dengan pihak pengelola kami akan mengintensifkan komunikasi agar bisa mendatangkan banyak perusahaan jadi tenant di KEK. Kami akan jemput bola," tegasnya.