Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Para pemangku pariwisata di Sumut menyayangkan Festival Danau Toba (FDT) 2019 digelar di ujung tahun, yakni 9-12 Desember 2019,. Bahkan mereka kesal, kenapa baru diajak duduk bersama oleh Pemprovsu kurang dari dua minggu even tersebut dimulai.
"Kami menyesalkan kenapa baru di PABPD (even FDT) dikelola. Dan menyayangkan dua minggu lagi acara mau digelar, kami baru diajak kumpul," ujar Klemen Gultom, perwakilan ASITA Sumut, pada pertemuan Koordinasi Rapat Kegiatan FDT & North Sumatera Music Festival 2019, Selasa (26/11/2019).
Pihaknya mengaku bingung mesti memberi kontribusi apa kepada Pemprov Sumut dalam pagelaran yang sudah memasuki tahun ketujuh tersebut. Sebab umumnya wisatawan yang mereka handle sudah jauh-jauh hari ditentukan rute yang akan dilalui sesuai dengan waktu kunjungannya pula.
"Begitupun kami tetap membuka kerja sama dengan pemprov, kira-kira apa yang bisa kami bantu nantinya. Dan mudah-mudahan ini sebuah kejadian bukan kebiasaan di tahun-tahun berikutnya," katanya.
Rapat yang dimoderatori Kepala Bidang Bina Seni Budaya dan Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Disbudpar Sumut, Rismaria Hutabarat itu, perwakilan pelaku wisata lainnya, Erwil dari Wonderful Holiday juga menyatakan hal senada.
Menurutnya, di waktu yang sudah mepet ini even FDT sangat sulit mendatangkan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
"Sebab dari tahun-tahun sebelumnya yang saya lihat, FDT kebanyakan dihadiri oleh wisatawan lokal atau domestik saja. Apakah ini memang menjadi sasaran kita?. Sementara dari tujuan FDT ini digelar seperti yang telah disampaikan tadi, bahwa ingin mempromosikan KSPN Danau Toba kepada wisatawan nusantara juga mancanegara," katanya.
Menjawab hal itu, Risma Hutabarat yang didampingi unsur panitia pelaksana lainnya, Martina, menegaskan kesuksesan FDT mesti dibantu semua pihak termasuk para pelaku pariwisata di Sumut.
"Tidak bisa hanya kami saja, tetapi kita semua yang ada di sini harus ikut berpartisipasi. Kami juga berharap semua yang hadir di sini, datang selama FDT berlangsung nanti. Dan segala kekurangan di tahun ini, akan kita perbaiki pada tahun mendatang," katanya.
Martina menambahkan, pelaksanaan FDT di ujung tahun sekaligus ingin melihat antusiasme wisatawan melihat even tersebut, dikarenakan sudah dekat dengan waktu liburan.
"Sebenarnya ada dua opsi mau kita lakukan. Yakni pada Juni dan Desember. Tapi kita mau coba di Desember, diakhir tahun, orang bisa pulang kampung sekalian liburan ke KSPN Danau Toba sambil menyaksikan FDT," katanya.
Pihaknya berharap jikalau nanti sukses digelar pada akhir tahun, maka FDT dapat dijadikan even tetap setiap tahunnya.
"Ini yang paling penting bagi kita, even tetap ini dapat kita pertahankan. Jangan lagi tahun depan dibuat bulan enam, tahun berikutnya bulan Desember," katanya.
Perwakilan dari Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Tito, pada kesempatan itu menyampaikan pihaknya siap berkolaborasi dengan Pemprovsu guna suksesi FDT 2019. Apalagi selama ini, kata dia, pihaknya telah rutin melaksanakan pagelaran seni dan budaya pada tiga lokasi di KSPN Danau Toba.
Turut hadir dalam pertemuan itu sejumlah perwakilan Konsulat Jenderal seperti dari Jepang, Belanda, China, Taiwan, dan Malaysia, serta stakeholder terkait lainnya. Mereka juga siap diajak berkoordinasi untuk penyelenggaraan FDT itu.
Kritikan terkait pelaksanaan FDT 2019 sebelumnya disampaikan Presidium de Empatbelas, Nezar Djoeli. Presidium de Empatbelas sendiri merupakan wadah tempat berkumpulnya anggota DPRD Provinsi Sumut periode 2014-2019.
Menurut Nezar, FDT 2019 terancam batal dilaksanakan. Pasalnya, kegiatan yang bersumber dari APBD Provinsi Sumut itu masih dalam proses pelelangan.
"Ini diakibatkan karena Kepala Dinas Pariwisata Sumut (dr Ria Telaumbanua) tidak memahami akan situasional dan pentingnya pariwisata Sumut. Padahal, Gubsu dan Wagubsu sangat giat-giatnya menyatakan ingin membuat gegap gempita Festival Danau Toba, ini terbukti dengan mengadakan rally dan event internasional di sana," kata Nezar.
Nezar menambahkan, sampai saat ini promosi tentang FDT juga masih belum ada. Sehingga, ada kesan kegiatan tersebut dipaksakan. Oleh karena itu, kata Nezar, persoalan ini harus menjadi perhatian Gubsu Edy Rahmayadi terhadap Dinas Pariwisata.
"Lagipula yang menjadi pertanyaan, kenapa kepala dinas pariwisata dipilih seorang dokter untuk mengelola pariwisata. Ini bertolak belakang dengan disiplin ilmu dan kepariwisataan yang ada di dinas tersebut," imbuhnya.
Dia juga pesimis PAD dari sektor pariwisata meningkat karena dipimpin oleh kepala dinas yang tidak paham tentang pariwisata.
"FDT yang selalu kita agung-agungkan ini juga memang terkesan asal jadi, yang terpenting sudah ada anggaran di buku APBD dan harus dilaksanakan," tuturnya.
Ria Novida Telaumbanua mengatakank FDT 2019 akan banyak melibatkan masyarakat lokal. Sedangkan kegiatan inti FDT 2019 terdiri dari penampilan tari kolosal, hiburan rakyat lokal dan nasional, beragam lomba, fashion show busana etnis, demo kuliner dan lainnya.
Rencana penyelenggaraan FDT yang mengusung tema "Inspiring Toba" itu sudah disampaikannya kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, melalui Wakil Gubernur, Musa Rajekshah.
"Kita sadar tentu membutuhkan stakeholder lainnya untuk membantu publikasi. Kita sudah koordinasi dengan banyak pihak dan akan terus kita gencarkan, Pak. Terima kasih, Pak atas masukan-masukan yang diberikan," ujar Ria, Rabu (27/11/2019).