Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Beijing. Sebanyak 19 pejabat Cina dihukum karena menutup-nutupi sebuah pembunuhan. Kasus pembunuhan ini terkuak setelah jasad korban ditemukan terkubur di bawah taman bermain sekolah sekitar 16 tahun setelah hari pembunuhan.
Korban, Deng Shiping tengah mengawasi pembangunan sebuah taman bermain di sekolah menengah di kota Huaihua, provinsi Hunan tengah, tempat dirinya bekerja, ketika dia hilang pada tahun 2003. Selama belasan tahun kasus itu tak pernah terkuak, sampai akhirnya jasad korban ditemukan di taman bermain tersebut pada Juni 2019 lalu.
Deretan pejabat yang dituduh menyembunyikan kejahatan tersebut termasuk polisi-polisi, anggota-anggota komisi Partai Komunis lokal, pejabat-pejabat pemerintah dan staf sekolah. Dua tersangka telah dituntut atas pembunuhan tersebut.
Menurut kantor berita resmi Cina, Xinhua seperti dilansir AFP, Rabu (27/11/2019), salah satu tersangka, Du Shaoping mendapatkan kontrak untuk membangun taman bermain sekolag tersebut. Deng yang bertugas mengawasi "kualitas pembangunan" proyek tersebut, bersitegang dengan Du.
Putri korban mengatakan pada Beijing News, bahwa Du telah memberikan hadiah dan uang tunai untuk ayahnya, namun Deng menyerahkannya ke staf sekolah tersebut.
Beijing News melaporkan bahwa Du mengatakan pada staf pembangunan di lokasi proyek bahwa Deng "terlalu ketat soal kualitas proyek dan dia ingin membunuhnya (Deng)".
Hasil penyelidikan menemukan bahwa Du dan seorang pria lainnya membunuh Deng pada Januari 2003 dan menguburkannya di bawah taman bermain.
Keluarga Deng melaporkan hilangnya Deng ke polisi dan mengatakan kepada polisi bahwa jasadnya mungkin dikubur di bawah taman bermain. Namun menurut keluarga Deng, polisi berulang kali gagal menyelidiki kasus tersebut.
Xinhua melaporkan, 19 pejabat telah dinyatakan bersalah karena melalaikan tugas atau pelanggaran disiplin dan hukum lainnya.
Sepuluh dari mereka sedang menunggu persidangan pidana, termasuk enam polisi. Sembilan orang lainnya menghadapi hukuman administratif, termasuk dipecat atau "didisiplinkan".(dtc)