Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Magnet Sumatra Utara, khususnya Medan, dalam beberapa tahun terakhir semakin memikat insan film di Indonesia. Beberapa film layar lebar yang bersetting daerah ini terus bermunculan. Setelah "Naga Bonar Reborn" "Sang Prawira", "Ajari Aku Islam" dan "Jandi La Surong" kini dua sineas muda asal Medan juga tengah menyiapkan film bergenre drama thriller berjudul "A Thousand Midnight in Kesawan". Adalah J Hendry Norman dan Djenni Buteto yang menjadi sutradara sekaligus penulis skenario film yang dirancang berdurasi 75 menit ini.
Diwawancarai medanbisnisdaily.com, di Caldera Coffee Jalan SM Raja Medan, Kamis malam (28/11/2019) Norman dan Djenni menceritakan ikhwal rencana pembuatan film yang sudah dibuatkan teasernya itu.
"Film ini pada dasarnya bergenre drama dengan dibumbui thriller pada bagian tertentu. Kisahnya tentang percakapan sepasang roh seputar kehidupan dan pribadi masing-masing. Sesekali mereka juga 'nyeletuk' mengkritik kondisi Kota Medan. Menurut mereka, Kota Medan terasa lebih manusiawi saat malam hari, " kata Djenni.
Lebih jauh sutradara film "La Lebay" ini menjelaskan, sepasang roh itu adalah milik dua orang yang tengah sekarat di rumah sakit. Masing-masing bernama Rudi dan Marta. Marta adalah korban begal dari orang suruhan pacarnya. Sedangkan Rudi adalah seorang pemuda miskin yang tengah jatuh sakit.
"Film ini mengandalkan kekuatan dialog dan artifisial Kota Medan, khususnya sewaktu malam. Meski dialognya bernas, tapi kita tidak ingin menggurui dan menghindari bahasa-bahasa yang terlalu filosofis. Jadi dialognya alami, tapi kuat dan menggelitik," imbuh Norman.
Sejauh ini, sambung Norman, sembari proses fundraising, mereka sudah membuat teaser sekaligus dalam proses penyempurnaan skenario. Film yang melibatkan talent-talent lokal ini akan menambah deretan film-film bernuansa Medan yang diharapkan bisa mencuri perhatian masyarakat film di Indonesia.
"Di tengah keterbatasannya, Medan itu sebenarnya surganya film. Perlu ada keberanian dan kerjasama berbagai pihak, khususnya di kalangan insan film. Semangat kolektif inilah yang kami bangun," kata Djenni.