Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, mengungkapkan keprihatinannya atas peristiwa pembunuhan yang akhir-akhir ini terjadi di Sumatra Utara. Secara bergantian dalam waktu dan tempat berbeda.
Kata Jansen, setelah dialami aktivis lingkungan hidup Golfrid Siregar (di Medan) yang kematiannya dinilai tidak wajar, tindak pembunuhan kemudian dialami wartawan di Labuhanbatu. Jika Golfrid tengah memperjuangkan sesuatu terkait pelestarian lingkungan, wartawan di Labuhanbatu melakukan pembelaan menyangkut masalah tanah, Lalu yang terbaru yang tak kalah mengejutkan adalah kematian Jamaludduin, hakim Pengadilan Negeri Medan yang diduga dibunuh, Jumat 29/11/2019).
Di luar motif terbunuhnya nama-nama tersebut, yang menjadi tugas kepolisian mengungkapnya, dia memastikan angka kriminalitas di Sumut terus tumbuh atau bertambah. Di Sumut (Medan) gampang sekali nyawa orang hilang.
"Soal pelakunya atau motifnya biarlah itu nanti kerja penyidikan. Saya melihat persoalan ini lebih pada persoalan keamanan. Sumatra Utara tidak aman, gampang sekali orang terbunuh. Hakim saja terbunuh, bagaimana lagi masyarakat biasa," ujar Ketua DPP Partai Demokrat ini menjawab medanbisnisdaily.com (30/11/2019).
Kenapa demikian? Dia tidak tahu apa persoalannya sehingga angka kriminalitas di Sumut tinggi sekali. Di luar persoalan kriminalitas lain, seperti narkoba yang juga menjamur, baginya Sumut merupakan wilayah yang tidak aman.
"Saya sebagai orang politik meminta kepada pemerintah daerah, kepada aparatur keamanan untuk lebih memperhatikan persoalan ini. Kalau ada penilaian apakah Sumut aman atau tidak, mungkin bisa dikatakan dalam posisi merah," tegasnya.
Rentetan peristiwa pembunuhan yang terjadi di Sumut, papar Jansen yang berasal dari Kabupaten Dairi, harus jadi perhatian bersama. Tidak hanya Kapolda atau institusi kepolisian. Kematian hakim harus didalami benar-benar. Diungkap siapa pelakunya. Nyawa sudah hilang, dalam hukum setiap nyawa yang hilang harus ada yang bertanggung jawab.