Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Perum Bulog menghitung ada 20 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang terancam di-disposal atau dibuang karena penurunan mutu akibat kelamaan di gudang sehingga tak layak dikonsumsi. Lantas Bulog bisa apa untuk mengantisipasi agar beras disposal tak bertambah?
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi menjelaskan bahwa dulu beras Bulog ada jaminan disalurkan ke masyarakat, baik lewat bantuan sosial beras sejahtera (bansos rastra) maupun jaminan pasar atas stok yang sudah dibeli Bulog. Namun kini kondisinya berubah. Agar beras di gudang bisa disalurkan selagi mutunya masih bagus, Bulog masuk ke pasar komersial.
"Bulog tidak diam dengan adanya transformasi program rastra menjadi BPNT dengan menggenjot pasar komersialnya," kata dia saat dihubungi detikcom, Jakarta, Minggu (1/12/2019).
"Pasar komersial yang dimaksud bahwa Pak Dirut Bulog baru saja me-launching e-commerce di panganan dot com," lanjutnya.
Tri juga menjelaskan bahwa Bulog sudah mulai bekerja sama dengan sesama BUMN dengan melayani kebutuhan beras pegawai BNI dan BRI melalui layanan onlinenya. Dengan demikian beras di gudang bisa disalurkan.
"Dan Alhamdulillah sudah bisa memberikan kepuasan pelanggan. Bulog juga sudah kerja sama dengan Grab Kios yang melayani anggotanya," lanjutnya.
Dia juga menjelaskan bahwa untuk menyalurkan beras yang menumpuk di gudang, pihaknya bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
"Bulog juga sudah kerja sama dengan Aprindo dan menyediakan beras medium di outlet retail modern," tambahnya. dtc