Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labura. Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Provinsi Sumatra Utara mendata sebanyak 9 orang warga Labura terkena infeksi human immunodeficiency virus / acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) hingga Agustus 2019.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Labura, dr Mimi Andayani Nasution, didampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Muhammad Arsad SKM, kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (3/12/2019).
"Ada sembilan orang yang terkena HIV/AIDS. Mereka berasal dari Tanjung Leidong, Marbau, Guntingsaga, maupun Londut. Kebanyakan yang kami temukan waria," kata dr Mimi.
Dijelaskan, jumlah sembilan orang tersebut hanya sebatas yang sudah terdeteksi dan ketahuan terkena HIV/AIDS. Namun fakta di lapangan bisa jadi lebih banyak.
"HIV/AIDS fenomena gunung es. Yang ketahuan bisa tidak sama dengan yang ada. Jumlahnya bisa lebih besar," ungkap Mimi.
Hal ini, lanjut Mimi, bisa dikarenakan masyarakat malu atau tidak tahu. Anggapan masyarakat bahwa yang terkena HIV/AIDS adalah pelaku seks bebas, tidak selamanya benar. Sebab, transfusi darah untuk membantu orang yang membutuhkan darah, atau tukang pangkas yang menggunakan pisau cukur bekas dari yang terkena HIV/AIDS dan ada luka walau sedikit, juga dapat menularkan terkena HIV/AIDS.
"Walau luka saat mencukur hanya nol koma nol sekian mikron, itu juga dapat menukarkan terkena HIV/AIDS. Di Desa Simangalam pernah ada yang terkena HIV/AIDS dan hampir diusir masyarakat, namun tidak jadi karena kami turun memberi penjelasan," lanjutnya.
Di Labura, hingga kini belum ada pengobatan terkena HIV/AIDS, sebab RSUD Labura belum dapat melakukan anti-retroviral (ARV).
"Di Labura belum ada pengobatan. Dibawa ke Rantauprapat. Syarat untuk ARV di antaranya harus ada enam orang petugas terlatih, layanan diakui, ditunjuk oleh Kemenkes, dan lain-lain," tambahnya.