Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Meski tak dapat melihat dengan mata, namun tidak menyurutkan Legiman (62) untuk melakukan kegiatan bercocok tanam. Warga Jalan Pancing Lingkungan VII, Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan ini mengandalkan lahan seluas 1.500 meter untuk menanami padi dan palawija.
Ketika ditemui medanbisnisdaily.com saat mengawasi padi miliknya yang hendak panen, Selasa (3/11/2019), Legiman tampak mengusir burung yang berusaha makan padinya. Kehadiran burung diketahuinya dari suara kicauan unggas yang datang sahut menyahut.
Berbekal perasaan, Legiman mengerjakan areal perladangannya, mulai dari menyemai bibit, membersihkan rumput, menanam anak padi, memupuk hingga memanen. Pekerjaan itu dilakukan seorang diri.
Legiman yang mengalami kebutaan sejak tahun 1993 akibat terkena serbukan gergaji kayu saat bekerja di sebuah panglong, membuat ayah dua orang anak kehilangan pekerjaan. Namun semangat untuk hidup mandiri mengantarkannya untuk turun ke sawah.
"Sebelumnya, saat pengerjaan lahan sawah dan perladangan seluas lebih kurang 1.500 m2, saya dibantu oleh istri, Wagiyah serta anak sulung saya, Iyus. Namun dua tahun lalu keduanya terlebih dahulu meninggal dunia," ujar Legiman sedih.
Walau turun ke sawah beberapa tahun ini dirasakan pria renta itu melelahkan, karena dilakukannya seorang diri. Pekerjaan itu harus dilakukan guna menyambung kehidupannya hingga akhir hayat.
"Dari lahan sawah ini sekali panen dapat menghasilkan 12 kaleng dengan masa panen empat bulan," kata Legiman sambil meraba-raba rumput yang hendak dicabut di antara padi yang tumbuh.
Di usia semakin senja, Legiman berharap pemerintah dapat memperhatikan kondisi kesehatannya. "Kadang terpikir, bila saya sakit siapa yang dapat membantu, saya berharap ada orang yang bisa menguruskan kartu BPJS Kesehatan, bila saya sakit dapat pergi berobat," ujarnya.