Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, memenuhi janjinya untuk memangkas jumlah tenaga honor yang mengabdi di lingkungan Pemprov Sumut. Dari 4.800 tenaga honor yang ada, separuh di antaranya sudah dibuang. Jumlah yang akan dibuang masih akan bertambah di tahun depan. Hal itu dikatakan Edy menjawab wartawan, Rabu (4/12/2019).
Lalu mengapa para tenaga honor didepak?. Gubernur Edy beralasan karena persoalan keterbatasan anggaran. Sebab sekitar Rp 10 miliar per bulan (gaji Rp 2,5 juta per orang per bulan), harus digelontorkan membayar gaji tenaga honor.
Walau demikian, bukan berarti semua tenaga honor yang ada di Pemprov Sumut dibuang. Mereka-mereka yang punya keahlian spesifik, tetap dipertahankan. Misalnya ahli dalam bidang informasi teknologi, supir, pemain keyboard, dan petugas kebersihan.
Setidaknya jumlah tenaga honor yang dipertahankan berdasarkan keahlian sekitar 800 orang. Tim yang mengeavaluasi tenaga honor, terus bekerja untuk mempertahankan dan untuk tidak mempertahankan tenaga honor.
Sebagaimana diketahui, tenaga honor ada di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumut. Perekrutan tenaga honor dilakukan oleh masing-masing OPD, dan kemudian pembayaran dianggarkan dalam anggaran masing-masing OPD.
Oleh karena itulah, kata Plt Kepala Kepegawaian Daerah (BKD) Sumut, Syahruddin Lubis, pihaknya tidak mengetahui data berapa banyak tenaga honor yang ada per OPD di Pemprov Sumut. "Kita lebih pada urusan ASN-nya, karena memang Tupoksi kami disana," ujar Syahruddin.
Sementara itu, Yenny salah seorang tenaga honor di salah satu Biro di Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Sumut, mengatakan siap-siap mencari pekerjaan jika memang tenaganya tidak diperlukan lagi.
"Ini udah lama kita dengar makanya kami sebenarnya nggak kaget, tapi memang ya aku harap tetap kerja di sinilah karena susah sekarang nyari kerjaan," ujar Yenny.