Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Langkat. Sangat disayangkan, produksi jeruk mengkal/jeruk peras di kalangan petani jeruk di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, sudah mulai menipis. Padahal, pasar di Jakarta dan Kota Batam Kepulauan Riau masih banyak membutuhkan pasokan jeruk.
Harganya pun ditingkat petani masih menggiurkan, yakni dikisaran Rp 6.000/kg untuk jeruk besar, Rp 5.500/kg untuk golongan cong dan Rp 2.000/kg untuk jeruk KR/ukuran kecil.
Karena permintaan jeruk peras sangat tinggi untuk bahan baku pabrik jus di Jakarta, petani jeruk di Langkatpun memanen kandas jeruk mereka. Akibatnya, produksi jeruk manis/jeruk masak tidak ada lagi. Jika ada, harga jeruk masak ditingkat petani saat ini mencapai Rp 8.000 - Rp 9.000/kg.
"Produksi sudah mulai berkurang, memang pasar jeruk Jakarta dan Kota Batam lagi oke, tapi, banyak pohon jeruk di Pantai Buaya dan Sijambu tidak berbuah. Pohonnyapun sudah banyak yang mati akibat usia dan serangan penyakit akar dan batang," sebut Encus, Sudar dan Anto Lencang, pedagang pengumpul jeruk di Kecamatan Besitang, Langkat, Jumat (6/12/2019).
Disebutkan mereka, jeruk yang ada digudang di Besitang ini merupakan produksi dari luar Pantai Buaya Kecamatan Besitang. Yakni dari petani yang ada di Kecamatan Secanggang, Gebang, Pangkalan Susu, Stabat, Tanjung Pura dan Aceh Tamiang Provinsi Aceh.
Diketahui, sejak akhir September 2019 lalu hingga saat ini, kalangan supliyer jeruk asal Jakarta masih kekurangan pasokan untuk kebutuhan bahan baku industri jus/pabrikan. Ini akibat produksi jeruk petani dibeberapa belahan daerah ditanah air banyak yang belum panen, sehingga jeruk peras di Langkat masih jadi incaran pasar Jakarta.
Petani di Langkatpun terbantu, harga jual jeruk mereka terus naik hingga dilevel Rp Rp 6 .000 - Rp 6.500/kg, setelah penjualan ditingkat petani pada September lalu Rp 5.000/kg, yang mengalahkan harga penjualan ditingkat petani untuk pasar Medan, yakni Rp 3.500/kg.