Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Lagu legendaris khas Batak, O Tano Batak (Oh Tanah Batak), dengan merdu dinyanyikan Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi. Dia ditemani sang istri, Nawal Br Lubis, dan Amigos Band.
Begitu mendengar lagu itu, spontan para perantau atau masyarakat Sumut naik ke atas panggung menghampiri Gubernur Edy. Sebagian lagi berdiri di tempatnya sambil bernyanyi melambaikan kedua tangannya masing-masing ke atas.
Lagu itu memang bukan sekedar menghibur. Lebih dari itu, adalah panggilan hati dan jiwa agar memberi kontribusi dalam membangun Sumut. Ya, lagu itu nikmat didengar. Lagu itu mengajak untuk selalu mengingat kampung halaman.
Itulah suasana ikatan emosional yang tampak terlihat jelas pada acara silaturahmi Gubernur Edy dengan masyarakat Sumut yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, di Ballroom Flores Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (6/12/2019) malam.
Hadir saat itu para tokoh masyarakat Sumut, diantaranyaPembina Kerukunan Keluarga Sumut, Akbar Tanjung, Pangkostrad Letjen TNI Harto Karyawan, Sultan Langkat Tengku Azwar Aziz, Sekdaprov Sumut, R Sabrina, Anggota DPR RI Gus Irawan Pasaribu dan Wahab Dalimunthe, Nurdin Tampubolon, Khairuman Harahap, Pj Walikota Medan Ahyar Nasution, Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu, para mahasiswa dan warga Sumut lainnya yang ada di Jakarta.
Gubernur Edy mengatakan, lagu ini adalah lagu yang luar biasa bagi warga Batak Toba, dengan selalu menyanyikan lagu itu maka warga Sumut akan selalu rindu untuk pulang ke tanah leluhurnya.
Dengan kerinduan itu, kata Gubernur, dirinya juga mengajak masyarakat yang ada di Jakarta sekitarnya untuk mendukung dan berkontribusi dalam pembangunan Sumut ke depan, khususnya para anggota DPR RI asal Sumut.
"Kita tahu, DPR RI asal Sumut adalah wakil rakyat Sumut di Jakarta, untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Sumut ke pemerintah pusat dalam membangun berbagai program pembangunan yang telah direncanakan tahun depan. Provinsi Sumut tidak boleh tertinggal lagi dari provinsi lainnya, apalagi provinsi Sumut sangat kaya di bidang alam dan SDM," ujarnya.
Saat ini menurut Edy, Pemprov Sumut tengah mempersiapkan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Sumut, yakni dengan membangun sport center. "Saya juga melaporkan persiapan PON 2024 di Sumut dan kita telah mempersiapkan sport center untuk acara itu. Rencana pada 2023, akan sudah terwujud di atas tanah 300 hektar yang pada Januari 2020 mendatang ini akan segera di lelang," katanya yang disambut tepuk tangan masyarakat.
Tidak itu saja, pada masyarakat Edy juga membeberkan pembangunan infrastruktur lalinnya, yakni pembangunan pengolahan sampah di Tuntungan Deliserdang di area seluas 100 hektar. Selain itu penataan Stasiun Kereta Api, Lapangan Merdeka dan pembangunan Jalan Tol di Kota Medan sekitarnya.
"Di Tuntungan ada 100 hektar yang sudah MoU dengan Korea tentang pengolahan sampah. Infrastruktur Mebidangro, yakni penataan stasiun kereta api, lapangan Merdeka serta pembangunan Jalan Tol di kota Medan," katanya.
Selain wacana pembangunan di Sumut, Edy juga membeberkan pada masyarakat Sumut yang ada di Jakarta dan sekitarnya, permasalahan yang tengah dihadapi pemerintah Sumut saat ini, yakni wabah colera babi dan menumpuknya bangkai babi di sungai. Negara adikuasa Amerika Serikat juga telah mempertanyakan masalah ini kepada Gubernur.
"Yang pastinya saya laporan ke pada rakyat Sumut, ada mungkin yang kurang menyenangkan tapi harus saya laporkan. Sampai saat ini belum tuntas wabah yang melanda Sumut. Saya hadir datang di panggil Komisi 4 yang permasalahanya adalah ternak babi. Inilah hebatnya Sumut. Babi sudah mati 2.126 ekor yang dibuang ke sungai. Dari Amerika juga menanyakan itu, kenapa bisa terjadi. Beginilah kondisi kampung kita," katanya.
Permasalahan lainnya, sambung dia, yakni dampak penambangan emas di Kabupaten Madina yang diduga sudah tercemar dampak mercury. Edy pun berjanji akan segara menutup pertambangan itu yang akan segara mengalihkan pergerakan ekonomi masyarakat pada pertanian dan peternakan. "Saya tak mau anak cucu kita ke depan berdampak fatal," katanya.
Sementara Pembina Kerukunan Keluarga Sumut, Akbar Tanjung, mengajak pada tokoh agama, adat dan masyarakat dengan meminjam selogan di era Gubernur Alm Raja Inal Siregar, Marsipature Hutanabe (Martabe) yang memiliki arti mari benahi Kampung masing-masing.
"Kita bersyukur kita masih sempat bersilahturahmi di Jakarta. Saya meminta pada masyarakat Sumut yang ada di Jakarta untuk dapat memberikan kontribusi pembangunan di Sumut. Sebagaimana selogan gubernur sebelumnya Raja Inal Siregar yakni Marsipature Hutanabe. Ada baiknya kita warga Sumut memberikan kontribusi pembangunan di Sumut. Sehingga harapan kita Sumut jadi provinsi yang termaju di Indonesia," katanya.
Akbar berharap, dengan kepemimpinan Edy Rahmayadi dapat mewujudkan pemerintah yang bersih dan memampu membawa provinsi Sumut yang maju, dengan memanfaatkan potensi SDM dan SDA serta lebih efektif membangun komunikasi dengan masyarakat. "Kalau tidak kita membangun kampung kita, siapa lagi yang bisa kita harapkan," ujarnya.
Sementara Kepala Kantor Penghubung Pemprov Sumut, Nursalim Affan Hasibuan, sekaligus panitia pelaksana kegiatan ini menyatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan mempererat hubungan dengan masyarakat, tokoh agama, adat yang ada di Jakarta sekitarnya.
Adapun undangan yang hadir diperkirakan sekitar 950 orang yang terdiri masyarkat tokoh adat dan agama, mahasiswa, pengusaha dan lainnya. Acara ini juga akan diagendakan setiap tahunnya oleh Pemerintah Provinsi Sumut, untuk mendengar masukan dan keakraban sesama masyarakat Sumut dalam membangun provinsi Sumut lebih baik lagi dan bermartabat ke depannya.
Acara ini sebelumnya diawali dengan tarian berbagai etnis dari Sumut, seperti Nias, Karo, Mandailing, Toba, Simalungun, Melayu, Pakpak dan lainnya serta makan malam bersama.