Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kerjaan Sekretaris DPRD Sumatra Utara, Erwin Lubis, ada saja yang tak beres. Setelah atap dan plafon gedung dewan yang megah (di Jalan Imam Bonjol Medan) yang sempat bocor-bocor, yang menyebabkan tumpahan air berceceran di sejumlah titik mulai dari lantai I hingga ke atasnya, ini ada satu lagi bukti kelalaiannya selaku pimpinan tertinggi ASN di Sekretariat DPRD Sumut.
Cobalah buka website resmi DPRD Sumut di alamat; www.dprd-sumutprov.go.id. Cari susunan anggota Komisi D. Akan tampil susunannya, mulai dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota. Semuanya berjumlah 20 orang yang berasal dari berbagai fraksi.
Ada yang janggal ketika mencermati susunan tersebut berikut foto-foto yang terpampang. Terlihat foto Mangapul Purba (PDI Perjuangan) nongol dua kali. Sebagai ketua dan anggota. Sesungguhnya Ketua Komisi D yang mengurusi soal pembangunan di Sumut adalah Anwar Sani Tarigan. Juga berasal dari PDIP sebagaimana Mangapul. Tetapi fotonya tak terpasang. Antara nama dan foto tidak tepat.
Atas kecerobohan tersebut, Erwin menyebutkan belum mengetahuinya. Dia belum pernah mencek. Karena yang mendesain website resmi adalah Dinas Komunikasi dan Informasi, bukan pihaknya.
"Saya belum melihatnya, nanti saya cek. Yang buat Kominfo," ungkapnya kepada medanbisnisdaily.com saat dijumpai di Lapangan Merdeka Medan seusai mengikuti jalan sehat bersama Gubernur, Edy Rahmayadi, Minggu (8/12/2019).
Tak cuma foto pemasangan foto Anwar Sani Tarigan yang salah di website tersebut. Juga ada kesalahan lain yakni penulisan gelar sarjana Edi Susanto Ritonga yang merupakan Wakil Ketua Komisi D. Tercantum gelar yang disematkan di belakang namanya STH atau sarjana teologia.
Satu waktu pada rapat dengar pendapat dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumut, dia menyampaikan protesnya kepada Ketua Bappeda, Hasmirizal Lubis, yang melafalkan namanya lengkap dengan gemar STh.
"Bukan itu gelar saya, tapi ST (sarjana teknik). Kalau STh berarti saya harus ganti agama," ujar Edi yang berasal dari Partai Hanura.