Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tebing Tinggi. Sejumlah petani di Desa Paya Lombang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) mengeluh. Hal ini dikarenakan pupuk subsidi langka di sejumlah agen pertanian di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi.
Para petani sawah yang umumnya bertanam padi di sana pada musim tanam kali ini harus mengeluarkan uang dua kali lipat untuk membeli pupuk nonsubsidi. Uang yang dikeluarkan untuk membeli pupuk yang biasanya harga pupuk subsidi seperti ZA harga per kwintal Rp 90.000, kini petani membeli pupuk nonsubsidi ZA seharga Rp 135.000 per kwintal.
Sedangkan untuk pupuk urea subsidi per kwintal (ukuran 50 Kg) biasa harga Rp 100.000, kini harus dibeli pupuk nonsubsidi seharga Rp 255.000 per kwintal dan pupuk NPK jenis SP 36 biasanya subsidi harga Rp 110.000 kini harus dibeli per kwintal nonsubsidi Rp 300.000.
Salah seorang anggota kelompok tani, Suman Jaya (45), kepada wartawan, Minggu (8/12/2019), mengungkapkan, ia harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk memupuk padinya yang hampir satu hektar dengan uang jutaan rupiah. Hhal ini tidak sebanding dengan harga jual gabah baru panen hanya Rp 4.600/kg.
"Belum lagi untuk membeli racun serangga insektisida. Hampir semua mengalami kenaikan hampir mencapai 50%. Kami berharap kepada pemerintah untuk lebih peduli dengan nasib petani," jelasnya.
Bukan itu saja yang dikeluhkan petani, untuk pengolahan lahan petani juga harus mengeluarkan uang jutaan rupiah. Suman mengaku harus turun tangan langsung ke sawah untuk mengerjakan tanaman padinya.
Menurut Suman, kelangkaan pupuk subsidi ini sudah terjadi satu bulan belakangan ini, tepat musim tanam padi pupuk subsidi menghilang di pemasok agen resmi yang ditunjuk oleh kelompok tani.
"Kami sudah membuat RDKK para petani dengan jumlah luas tanah, tapi pupuk subsidi juga tidak ada," ungkapnya.
Ketika para petani bertanya kepada agen pemasok yang ditunjuk, ternyata mereka bilang sedang menunggu pupuk datang, padahal (kelangkaan pupuk subsidi) itu sudah berlangsung satu bulan lebih.