Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Saya ingat di tahun 1980-an, orang sangat kagum kepada wiraswastawan nasional TD Pardede, yang termashur dengan panggilan Pak Katua. Dia mewariskan Hotel Danau Toba, RS Herna dan Universitas Dharma Agung kepada putera-puterinya. Bahkan pernah diangkat menjadi Menteri Berdikari di zaman Presiden Soekarno.
Padahal, jika kita baca riwayat hidup beliau, penuh onak dan duri. Tapi orang seakan tidak tahu proses panjang itu. Orang hanya terpana melihat hasil akhirnya.
Budaya proses itu, yang kurang pada zaman ini. Orang gemar menempuh jalan instan, cepat meraih hasil dan tujuan. Tak peduli caranya rada Machiaelis, menghalalkan segala cara demi tujuan.
Ada yang bahkan menjadi politikus, lalu menjadi anggota DPR. Kemudian, kong kali kong dengan pimpinan proyek seraya merekomendasikan konconya, dan akhirnya meraih “duit haram” alias suap. Akhir kata, berurusan dengan meja hijau, dan dijatuhi hukuman karena terlibat korupsi.
Memang, semula performance meyakinkan. Berumah mewah di kawasan bagus. Beberapa mobil, rumah dan lainnya yang mungkin tertera dalam daftar harta kekayaan, atau deposito di perbankan.
Singkatnya, mereka bukan tokoh seperti TD Pardede. Mereka sukses tidak karena hukum proses. Tapi karena nepotisme, kolusi dan korupsi (KKN). Sukses tanpa disangga oleh integritas, etos dan etika bisnis dan politik.
Seorang kawan saya yang menyukai kebudayaan dan peradaban mengatakan, sesungguhnya golongan itu adalah “orang-orang miskin” yang uang dan hartanya sudah dan sangat banyak. Logikanya, jika tanpa KKN, mereka memiliki apa sih?
Sebaliknya, ada yang terjun ke politik, birokrasi dan bisnis dengan integritas yang bersih, etos dan etika yang tidak Machiavelis dan menempuh hukum proses, adalah “orang-orang kaya” yang duit dan hartanya masih sedikit. Tinggal menunggu waktu untuk sesukses TD Pardede.
Saya tidak tahu apakah keteladanan TD Pardede itu telah hilang. Sebab, nyaris tiada hari tanpa berita korupsi. Apakah ini pertanda zaman kian tua, atau tanda-tanda kiamat sudah dekat?