Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerhati pengembangan wilayah, Dr Hotden L Nainggolan, menilai Bakal Calon (Balon) Wakil Wali Kota Medan, Suryani Paskah Naiborhu, mampu memberikan solusi dalam mengatasi persoalan tata ruang yang saat ini dihadapi Kota Medan.
"Kota Medan butuh pemimpin yang kreatif, inovatif dan tidak hanya yang duduk di kantor. Jika kita melihat pada belakangan ini, kriteria demikian dimiliki oleh calon-calon pemimpin muda, seperti Suryani Paskah Naiborhu yang merupakan Balon Wakil Wali Kota Medan dari Partai Gerindra. Dia seorang calon pemimpin muda di era milenial ini dan dengan berbagai latar belakang pengalaman yang dia miliki, dia akan bisa mengeksekusinya," jelasnya di Medan, Rabu (11/12/2019).
Hal yang harus diperhatikan Suryani, jelasnya, saat ini, Kota Medan menghadapi masalah serius terkait dengan persoalan tata ruang wilayah. Hal ini utamanya akibat tidak dijalankannya secara konsisten Perda No 13 Tahun 2011, tentang Rencana Tata Ruang Kota Medan 2011-2031.
"Inkonsistensi menjalankan perda itu dapat kita rasakan dalam beberapa tahun terakhir. Banjir saat hujan turun, tingkat kemacetan yang semakin tinggi pada setiap ruas jalan, persoalan pengelolaan sampah dan sebagainya. Hal itu tentu berdampak negatif bagi pergerakan ekonomi wilayah," jelas Hotden yang mengambil pendidikan S3 atau Doktor Ilmu Perencanaan Wilayah di Universitas Sumatera Utara.
Dosen di Universitas HKBP Nommensen itu menilai, saat ini tidak ada ketegasan hukum bagi pelanggar peraturan tentang tata ruang. Para pelanggar bahkan cenderung tidak diberi sanksi, sehingga pelanggaran tersebut dianggap biasa.
"Ini tentu berakibat pada kesemrawutan pelaksanaan tata ruang wilayah. Kemudian, sering terjadi bahwa perencanaan tata ruang selalu disatukan dengan rencana pengembangan. Padahal jika disatukan akan berakibat kesimpangsiuran, karena seharusnya perencanaan tata ruang dijadikan acuan dalam rencana pembangunan. Lalu, perencanaan tata ruang lebih kepada keputusan politik. Sering terjadi pengambil kebijakan atau dalam memutuskan suatu kebijakan tidak objektif, terutama dalam bidang pemanfaatan lahan, "ujarnya.
Masalah lain yang dihadapi Kota Medan adalah urbanisasi yang sulit dikontrol yang akan menimbulkan pemukiman-pemukiman kumuh, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, berdampak kepada semakin banyaknya warga yang memiliki kendaraan bermotor, sehingga mengakibatkan kemacetan. Masalah-masalah tersebut menambah kacau keadaan tata kota yang dari infrastrukturnya masih belum baik.
Hotden mengatakan, untuk mengatasi hal ini sebenarnya bukan persoalan sulit. Tergantung pada kemauan Pemerintah Kota Medan ke depan. "Tentu yang paling utama adalah menelusuri akar permasalahan. Para pengambil kebijakan harus rajin blusukan, rajin mencari infromasi ke tengah-tengah masyarakat, seperti yang dilakukan Pak Jokowi. Dengan demikian akan lebih mudah merumuskan solusi atas masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, baik masalah sosial, psikologi yang timbul akibat proses pembangunan, semisal trauma akibat penggusuran, dan masalah lainnya," ujarnya.
Dalam hal inilah Kota Medan membutuhkan sosok pemimpin yang kreatif , inovatif dan tidak hanya duduk di kantor saja. Kriteria itu ada pada orang-orang muda, seperti Suryani Paska Naiborhu. "Di usianya yang masih di bawah 40 tahun, Suryani telah memiliki banyak pengalaman dan ini menjadi bekal penting untuk memimpin Kota Medan yang kita cintai ini," tuturnya.
Jika Suryani Paska Naiborhu, dipasangkan dengan calon pemimpin muda lainnya, semisal dengan Bobby Nasution, tentu akan menjadi kolaborasi atau pasangan yang baik dalam menata Kota Medan ke depannya.