Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.con-Medan. Karena stok bawang merah di Sumatra Utara tidak cukup menghadapi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Zonny Waldi, mengimbau masyarakat menyubstitusinya dengan bawang bombay.
"Kita minta masyarakat beralih ya substitusi ke bawang bombay, termasuk bawang putih," ujar Zonny Waldi saat memaparkan kondisi ketersediaan bahan pokok di Sumut pada Rakor Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Rabu (11/12/2019).
Rakor itu dipimpin Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bersama Sekdaprov Sumut, R Sabrina, perwakilan Polda Sumut dan Kodam I/BB. Hadir pada Rakor itu para OPD teknis di Pemprov Sumut, pihak BBPJN II Medan, PLN Wilayah Sumut dan Pertamina MOR I.
Pada Desember 2019, sebut Zonny, hanya ada 996 ton stok bawang merah di Sumut. Jumlah itu terpaut jauh dari prediksi kebutuhan yang mencapai hingga 3.501 ton. Artinya ada defisit kebutuhan hingga 2.505 ton.
Selain substitusi ke bawang bombay, Zonny Waldi juga mengatakan akan terus mendorong masuknya bawang merah ke Sumut selagi ada persediaan dari Brebes Jawa Tengah. "Itu nantinya melalui para distribrutor," ujarnya.
Disebutkannya menipisnya stok bawang merah di Sumut adalah karena belum masuk produksi dari daerah penghasil bawang merah di Sumut, seperti dari Karo, Dairi, Samosir, Simalungun dan Humbang Hasundutan. "Harusnya memang Pak Dahler ini yang menjelaskan produksinya," sebut Zonny.
Namun soal harga bawang merah di tengah ketidakcukupan stok tersebut, menurut Zonny Waldi, tidak bergerak naik. Pada periode Desember 2019 hingga Januari 2020, harga rata-rata Rp 29.000 per kg.
Sementara itu, stok kebutuhan pokok lainnya seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam dan sapi, telur, cabai merah, bawang putih, bawang bombay, serta sayuran, dalam kondisi aman.
Cabai merah misalnya, sebut Zonny, stoknya mencapai 11.500 ton pada Desember 2019 atau surplus 8.700 ton krena kebutuhan hanya sekitar 2.800 ton. Di Januari 2020, kebutuhannya hanya sekitar 2.700 ton atau surplus 13.200 ton karena ada produksi 15.900 ton.
Sebagaimana arahan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, lanjut Zonny Waldi, diminta kepada semua pihak untuk menjaga ketersediaan dan pengendalian harga bahan pokok.
"Jangan ada spekulasi pasar, seperti menimbun dan mempermainkan harga di luar harga wajar. Itu semua pidana dimana kita dari Pemprov Sumut dan Satgas Pangan juga concern untuk ketersediaan bahan pokok dan pengendalian harganya," ujarnya.