Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sistem kelistrikan di Provinsi Aceh semakin andal dengan telah beroperasinya Gardu Induk (GI) Arun 250 MVA. Diharapkan pula agar usaha rakyat maupun investasi di Aceh semakin bergairah.
"Telah beroperasi sejak 27 November 2019 yang lalu," ujar General Manager PT PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP SBU), Octavianus Padudung, mengatakan hal itu kepada wartawan di Medan, Rabu (11/12/2019).
Dijelaskannya, Gardu Induk Arun 250 MVA yang berlokasi di Jalan Medan-Banda Aceh, Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe itu, dibangun PLN UIP SBU melalui tim Unit Proyek Pembangunan Jaringan (UPP Jar) Aceh.
Octavianus Padudung menjelaskan GI Arun terdiri dari 2 paket, yang pertama Arun Extention dan Arun Incomer. Arun Extention itu yang pekerjaannya sudah selesai. Sedangkan untuk incomer segera menyusul.
Kemudian GI Arun itu terdiri dari 2 bay. Untuk tahap awal yang menghubungkan sisi 150 kV dan 275 kV kedua trafo bay dipasang trafo daya dengan kapasitas 1x60 MVA. "Untuk ini kita targetkan selesai pada semester 1 di 2020," ujarnya dengan optimis.
Tujuan dari dibangunnya GI Arun itu, kata Padudung, untuk evakuasi daya dari PLTMG Arun 250 MW. Sehingga hal itu semakin memperkuat sistem kelistrikan di Aceh.
"Ini semua merupakan rangkain tol listrik. Jadi saat ini yang sudah selesai dari Lahat, Sumatera Selatan hingga Pangkalan Susu 275 kV. Nanti selanjutnya akan kita sambung dari Pangkalan Susu ke Sigli kemudian 275 kV ke Arun," ujar Padudung.
Sebelumnya, Manager UPP Jar Aceh, Khairizal, mengungkapkan GI Arun IBT ini merupakan ekstension yang berguna untuk evakuasi daya dari pembangkit PLTMG Arun 2.
"Dengan beroperasinya ini kita tinggal menunggu 275 KV Arun 2. Sebelum dioperasikan, kami juga sudah melakukan proses back fiding. Mengevakuasi daya dari pembangkit 50 MW untuk tahap pertama, untuk tahap 2 yaitu 50 MW lagi sampai tahap kelima sehingga total seluruhnya 250 MW," ujarnya.
Beroperasinya GI Arun itu, tambah Khairizal, untuk evakuasi daya yang nantinya akan masuk ke sistem. Begitu masuk sistem Sumatera, nanti sistem yang akan menentukan di mana wilayah yang kekurangan. Di daerah Aceh saat ini beban puncak masih kekurangan daya jadi terpaksa didukung dari Sumut dan Sumsel," pungkas Khairizal.