Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik kembali kedatangan 2 orang pasien suspect (terduga) difteri asal Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Jumat (13/12/2019) siang.
Kasubbag Humas RSUP Haji Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak menyampaikan, keduanya ialah, berinisial AS (11) berjenis kelamin perempuan dan AA (8) berjenis kelamin laki-laki.
"Kedua pasien tiba pukul 14.00 WIB usai dirujuk dari RSUD Panyabungan. Keduanya juga merupakan saudara kandung dari pasien PA (5) yang sebelumnya sudah lebih dulu dirawat," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (13/12/2019).
Rosa menjelaskan, terhadap kedua pasien saat ini sudah diberi antibiotik, sudah di swab, dan sudah di Elektrokardiogram (EKG). Namun Rosa menyatakan, sebetulnya kondisi kedua pasien saat ini sudah tidak demam dan tidak nyeri menelan lagi, namun karena ada kontak erat dengan pasien PA, keduanya harus di observasi dulu.
"Jadi saat ini, RS Adam Malik sedang merawat empat pasien suspect difteri, yakni tiga asal Madina dan satu asal Simalungun," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, adanya peningkatan faktor penyebab penyakit tersebut dinilai akibat rendahnya cakupan imunisasi. Sebab menurutnya, imunisasi dapat mencegah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Corynebacterium ini.
"Tahun ini, sudah ada 26 kasus dan jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang berjumlah 18 kasus," ujarnya.
Alwi berpendapat, rendahnya cakupan imunisasi lantaran, ada anggapan di masyarakat atau semacam penolakan karena berpendapat haram. Alasannya, bahan dari imunisasi tersebut diharamkan dalam ajaran agama, sehingga angka cakupan imunisasi di Sumut pun menurun.
Padahal ujar Alwi, imunisasi kepada anak dilakukan supaya kekebalan tubuhnya terhadap difteri dan penyakit lainnya tidak mudah menyerang. Jika tidak, maka kemungkinan tak hanya difteri saja, tetapi penyakit lain yang berbahaya juga bisa mewabah.
"Ketika terjadi kasus suspect difteri maka tetap diperlakukan seperti terkena difteri. Pertimbangannya, karena masa inkubasi bakteri penyakit ini sangat cepat dan bisa menyebabkan kematian," tandasnya.