Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Baru-baru ini, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan kekesalannya, lantaran Indonesia kedapatan terlalu sering impor minyak dan gas (migas).
Merespons hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI langsung buka suara.
Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Halim Sari Wardana, upaya menekan impor migas senantiasa digenjot oleh pihaknya dengan pihak berwenang lainnya. Salah satunya ialah lewat upaya peningkatan bauran energi terbarukan.
"Karena kita punya sumber daya dan bisa dimanfaatkan, tentu kita akan fokus manfaatkan itu," ujar Halim ditemui di The Energy Building, SCBD, Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Halim meyakinkan bahwa potensi energi terbarukan cukup besar untuk menekan impor migas ke depan.
"Oh besar sekali," ucapnya.
Apalagi dalam waktu dekat Indonesia sudah siap dengan penggunaan bahan bakar jenis biodiesel 30% (B30).
"Kita kan sudah ada B20, sebentar lagi mulai 23 Desember ini kita bisa mulai menggunakan B30, secepatnya kita kebut B40, B50 kalau bisa sampai B100," tuturnya.
Selain itu, pemanfaatan sumber energi lainnya sebagai energi terbarukan juga turut digenjot.
"Selain itu kita punya potensi panas bumi, solar, dan air. Itu kan dapat mengurangi penggunaan diesel, gas juga bisa dikurangi dari situ, misal PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) bisa diganti panas bumi, dengan solar, dengan air, itu potensinya besar, belum lagi energi solar, selama matahari masih bersinar ya kita masih kaya energi," imbuhnya.(dtf)