Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menjadi pengkhotbah pada perayaan Natal narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta, Medan, Senin (23/12/2019), anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, Pdt. Dr. WTP Simarmata atau WTP, berusaha menggugah 200-an pesakitan yang hadir. Mereka merupakan tahanan yang dijebloskan ke dalam penjara akibat berbagai pelanggaran hukum.
Pengalaman pejuang apartheid (anti perbedaan warna kulit) dari Afrika Selatan, Nelson Mandela, serta pengalaman pribadinya yang pernah merasakan hidup di dalam penjara, dijadikan contoh guna menyemangati para narapidana tersebut.
Nelson Mandela, tutur WTP, akibat kegigihannya berjuang pernah mendekam di dalam penjara selama 27 tahun. Beragam tindak tidak berperikemanusiaan dialaminya selama ditahan. Dimasukkan ke ruangan tanpa penerangan dan air. Oleh sipir pernah kepalanya yang berada di atas tanah akibat tubuhnya yang "terkubur" dikencingi.
Namun di dalam sanubari Nelson tidak ada sedikitpun kemarahan atau kebencian. Justru dia memiliki jiwa pemaaf yang sangat menonjol. Terbukti ketika dilantik menjadi Presiden Afrika Selatan seusai bebas dari penjara, dia mengundang hakim yang pernah menjatuhkan vonis penjara padanya dan sipir yang mengencinginya, duduk satu meja dengannya.
Dalam rentang waktu berbeda, WTP berkali-kali merasakan pengalaman tak mengenakkan hidup di dalam penjara. Mulai dari ketika masih berstatus mahasiswa hingga saat melayani warga Kristen sebagai pendeta. Namun kemudian karirnya kemudian melesat bagai meteor.
Terutama ketika ditahan di tahanan Laksus di Gaperta berbagai bentuk siksaan dirasakan dikecapnya. WTP pasca keluar dari sel tahanan pernah menjabat Sekretaris Jenderal dan bahkan Ephorus HKBP. Juga memimpin organisasi Kristen internasional, hingga kini menjadi anggota DPD RI.
"Di dalam penjara saya belajar mengenal kehidupan, tidak gampang tersinggung, tidak pernah merasa tidak dihormati siapapun. Hidup di dalam penjara adalah kurikulum belajar yang tidak dimiliki orang lain, kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengenal diri sendiri," tegas WTP.
Menyangkut tema Perayaan Natal yang diikuti sejumlah mantan anggota DPRD Sumut akibat tersangkut kasus korupsi itu, yakni; Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang (dikutip dari Yohannes 15:14-15), WTP menyebutkan Natal memberi sesuatu yang baru bagi dunia, sesuatu yang baru bagi umat manusia. Tak cuma yang beragama Kristen.
Yesus lahir ke dunia menjadi sahabat bagi seluruh manusia. Oleh sebab itu umat Kristen harus bersahabat dengan semua orang. Tanpa memandang apapun agama atau sukunya.
"Jangan mengaku sebagai umat Kristen kalau tidak bisa hidup berdampingan dengan umat lainnya yang berbeda kepercayaan. Dunia membutuhkan persahabatan. Bersahabatlah dengan semua orang, jadikan dirimu berguna bagi orang lain," terang WTP.
Selain khotbah, perayaan Natal diwarnai dengan acara liturgi, paduan suara, persembahan lagu pujian oleh kelompok penyanyi trio atau vocal grup lainnya. Juga penyerahan bingkisan kepada seluruh narapidana yang hadir.