Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebagai sesama sastrawan, Damiri Mahmud gelisah dengan Pemerintah (Pemko) Kota Medan yang abai dengan jejak sejarah Chairil Anwar. Sebagaimana diketahui, sebelum berkiprah di Jawa, Chairil Anwar yang lahir di Medan, 26 Juli 1922 ini, menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di Medan. Namun hingga saat ini, rumah Chairil di Medan itu, belum diketahui secara pasti. Hal itulah yang membuat Damiri gelisah. Menurutnya, Pemko Medan telah mengabaikan sejarah sastra paling penting di tanah air.
"Dimana-mana, orang mengenang Chairil. Dia adalah sastrawan tanah air paling dikenal sepanjang sejarah. Tapi di tanahnya sendiri, di Medan, dia tidak dikenang," demikian ungkap Damiri dalam sebuah diskusi sastra belum lama ini di Balai Bahasa Sumatra Utara, Jalan Kolam Ujung, Medan Estate, belum lama ini.
Saya sendiri, aku Damiri, beberapa kali mengajukan permohonan kepada Pemko Medan, agar mereka ikut mencari tahu keberadaan rumah Chairil di Medan. Namun Pemko Medan sepertinya menganggap hal itu tidak penting.
"Mohon kepada teman-teman media untuk membantu saya mempertanyakan keseriusan Pemko Medan menggali jejak sejarah itu. Chairil Anwar adalah harta tak ternilai. Sangat disayangkan jika di tanah kelahirannya dia tidak dikenang," kata Damiri.
Meski tidak digubris Pemko Medan, tapi tak membuat Damiri kecil hati. Ia pun menuliskan sebuah buku berjudul "Rumah Tersembunyi Chairil Anwar" (2014). Di buku itu, dia berupaya mencari tahu dimana sebenarnya rumah Chairil di Kota Medan. Ia melacaknya dari jejak-jejak puisi yang dibuat Chairil yang diduga Damiri menjelaskan dimana posisi rumah penyair "binatang jalang" itu di Kota Medan.
Kini, Damiri telah meninggal dunia. Sastrawan kelahiran 1946 ini, menghembuskan nafas terakhir tadi pagi Senin (30/12/2019) di rumah duka, Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatra Utara. Selain karya sastranya, dia juga meninggalkan tugas kepada siapa saja yang menghargai sejarah, tentang keberadaan rumah Chairil Anwar, pendahulunya sesama sastrawan di negeri ini.