Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Puluhan warga Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Minggu (5/1/2020) berkumpul di depan pintu gerbang Pertamina RU II Area Pangkalan Brandan, Jalan Wahidin, Kelurahan Brandan Barat, Kecamatan Babalan, Langkat. Mereka berteriak menyuarakan minta Presiden Joko Widodo menghidupkan/mengoperasionalkan kembali kilang minyak tertua, yang pertama kali dibangun dan dimiliki Indonesia di tanah air.
Sambil membawa kertas karton bertuliskan 'Pak Jokowi Pangkalan Brandan juga Indonesia'. "Pak Presiden hidupkan kembali kilang minyak Pakalan Brandan," teriak mereka berulang - ulang.
Aksi damai itu sontak menjadi perhatian masyarakat sekitar, dan pengendara kenderaan lainnya yang melintas di jalan Wahidin dan Jalan Kartini Pangkalan Brandan.
"Kegiatan ini dilakukan secara spontanitas, sebagai bentuk rasa prihatin masyarakat atas ditutupnya kilang minyak Pangkalan Brandan. Jangan lupakan sejarah, kilang minyak Pangkalan Brandan merupakan tonggak sejarah awal peminyakan di Indonesia, namun kini dilupakan. Dengan aksi ini masyarakat minta pemerintah membuka dan mengaktifkan kembali kilang minyak Pangkalan Brandan untuk dapat mendongkrak prekonomian masyarakat," ungkap Adam Malik, salah seorang peserta aksi.
Diungkapkannya lagi, masyarakat Pangkalan Brandan prihatin dengan ditutupnya kilang minyak, karena mematikan prekonomian masyarakat.
"Saatnya kita bangkit dan mengulang kejayaan itu. Dengan fasiltas dan infrastruktur yang sudah ada, kita minta Bupati Langkat, Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Presiden RI Ir Joko Widodo untuk berjuang mengaktifkan kembali kilang minyak Pangkala Brandan," ujarnya.
DahlanTanjung (60), peserta aksi lainnya, mengatakan, ditutupnya kilang minyak Pertamina merupakan bentuk penghinaan warga Pangkalan Brandan, bagai kata pepatah, habis manis sepah di buang. Kita minta kilang minyak ini untuk dibuka dan diaktifkan kembali," pintanya.
Menurut sejarah yang berhasil dirangkum medanbisnisdaily.com, kilang minyak pertama di Pangkalan Brandan tahun 2006 telah ditutup operasionalnya, karena dianggap sudah tidak mampu menutupi biaya produksi. Pengolahan minyak Pangkalan Brandan sudah ada sejak tahun 1883. Kala itu, konsesi pengusahaan minyak diserahkan Sultan Langkat kepada Aeilko Jhon Zijlker/warga Belanda, untuk daerah Telaga Said/Pangkalan Brandan.
Tahun 1892, kilang minyak Pangkalan Brandan yang dibangun oleh perusahaan Royal Dutch mulai beroperasi, hingga di tahun 1901 saluran pipa dari Peureuleak/Aceh -Pangkalan Brandan selesai dibangun.
Pada 1945, lapangan minyak sekitar Pangkalan Brandan diserahkan pihak Jepang atas nama sekutu kepada bangsa Indonesia, dengan nama Permina, dan berubah lagi menjadi Pertamina.