Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga emas dunia mencatatkan rekor kenaikan tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Setelah kemarin bertengger di level US$ 1.560/troy ons, hari ini kenaikannya masih berlanjut di level US$ 1.594/troy ons. Kenaikan harga emas yang dipicu oleh ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran, ikut mendongkrak harga emas di pasar Kota Medan.
Saat ini, harga emas di Kota Medan dipatok di harga Rp 709.500/gram. Naik sekitar Rp 12.000 dibandingkan Selasa (7/1/2020) yang sebesar Rp 697.000/gram. Bahkan dibandingkan dengan awal tahun, harganya sudah naik sekitar Rp 20.000/gram-nya.
Pemilik Toko Emas Suranta di Pasar Pringggan Medan, Edi Suranta, mengatakan, harga emas yang melejit di pasaran memang didorong harga emas dunia yang beberapa hari terakhir terus naik. "Sudah sangat mahal ini. Dibandingkan kemarin saja sudah naik sekitar Rp 12.000/gram-nya. Tapi kalau harga emas mahal seperti saat ini, orang beli akan sepi. Apalagi awal tahun, biasanya memang penjualan emas sepi. Ditambah lagi harga mahal seperti saat ini," katanya, Rabu (8/1/2020).
Ketika ditanya apakah akan banyak masyarakat yang menjual emasnya kembali, menurut Edi, hal itu bisa saja terjadi saat harga naik. Tapi begitupun, biasanya itu baru besok. Karena untuk masyarakat yang menyimpan emas perhiasan, mungkin tidak mengikuti harga secara real time. Berbeda dengan masyarakat yang menyimpan emas batangan.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, harga emas dunia yang mencatatkan rekor kenaikan tertinggi 7 tahun terakhir karena adanya peralihan minat investor ke emas. Pelaku pasar akan lebih memilih emas dibandingkan dengan mata uang dolar AS.
Sebelumnya, penguatan harga emas terjadi dikarenakan meningkatnya tensi perang dagang antara AS dengan Cina. Meski sempat turun, tapi hanya sesaat. Setelahnya harga emas mengalami kenaikan. Dikarenakan pasar melihat prospek perekomian global yang tidak begitu baik. Harga emas bertahan mahal sejak Desember hingga Januari sebelumnya dikarenakan pasar masih khaatir dengan prospek perekonomian AS serta kemungkinan masih adanya perang dagang lanjutan.
"Dan diluar ekspektasi, harga emas justru terus naik setelah AS membunuh jenderal tertinggi di Iran. Emas berubah menjadi buruan investor setelah pelaku pasar melepas instrumen keuangan yang dinilai sangat beresiko dikarenakan eskalasi perang yang besar kemungkinan masih akan berlanjut," kata Gunawan.
Menurutnya, jika eskalasi perang berlanjut, bukan tidak mungkin harga emas akan menembus level US$ 1.700/troy ons-nya.