Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Teheran. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menegaskan bahwa Iran tidak berniat memicu perang setelah melancarkan serangan rudal terhadap markas tentara Amerika Serikat (AS) di Irak. Zarif menegaskan serangan rudal itu merupakan aksi membela diri.
"Iran mengambil dan menyimpulkan langkah-langkah proporsional dalam membela diri, sesuai pasal 51 Piagam PBB, dengan menargetkan pangkalan militer yang menjadi lokasi diluncurkannya serangan bersenjata pengecut terhadap warga dan pejabat-pejabat senior kami," tegas Zarif dalam pernyataan via Twitter seperti dilansir CNN, Rabu (8/1/2020).
"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tapi kami akan membela diri kami terhadap setiap agresi," imbuhnya.
Iran dalam pernyataan via laporan televisi nasional mengklaim 'puluhan rudal' diluncurkan terhadap target pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, yang menjadi markas tentara AS.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menyebut serangan rudal Iran menargetkan dua pangkalan militer Irak, Ain al-Asad dan Arbil, yang menjadi markas tentara AS. Disebutkan Pentagon bahwa ada 'lebih dari satu lusin rudal balistik' yang ditembakkan Iran terhadap militer AS dan pasukan koalisinya di Irak.
Laporan televisi nasional Iran menyebut serangan rudal itu merupakan respons atas serangan drone AS yang menewaskan Mayor Jenderal Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, yang merupakan salah satu sosok terpenting dalam pemerintahan Iran.
Iran juga menjanjikan bahwa 'respons yang lebih menghancurkan' akan diberikan jika AS melancarkan serangan lebih lanjut.
Belum diketahui dampak kerusakan akibat serangan rudal Iran tersebut. Pentagon menyatakan proses penaksiran kerusakan tengah berlangsung. Disebutkan juga bahwa belum ada laporan korban jiwa akibat serangan tersebut.
Dalam pernyataan terpisah usai serangan rudal Iran, Menteri Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi, menyerukan militer AS untuk pergi dari kawasan Timur Tengah. "Keluar dari daerah kami!" tegas Javad Azari via Twitter.(dtc)