Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang kemungkinan peternakan babinya terjangkit virus African Swine Flu (ASF), hanya di Kepulauan Nias yang masih bisa terselamatkan. Caranya adalah dengan cara mencegah masuknya babi dari luar. Jika tidak, babi di sana akan terjangkiti dan dalam waktu tidak lama bermatian.
Dijelaskan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Azhar Harahap, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut, Selasa ( 6/1/2020), sudah terdapat 35.886 ekor babi mati akibat terserang ASF. Tersebar di 16 kabupaten/kota. Jumlah tersebut masih sangat memungkinkan bertambah.
"Karena berada di kepulauan yang terpisah oleh laut dan baru bisa ditempuh dalam waktu 12 jam, maka peternakan babi di Nias hingga saat ini masih relatif aman. Belum terjangkiti virus ASF," ujar Azhar.
Oleh karenanya seluruh pintu masuk ke Kepulauan Nias harus dicegah dari masuknya babi dari luar. Dari pelabuhan, bandara, atau yang lainnya. Dalam hal ini disebutkan pihaknya bersama seluruh pemerintahan di Nias sudah bekerja sama dengan kepolisian (Polres), TNI (Kodim) dan sebagainya.
"Kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian dengan Kodim mencegah masuknya babi dari luar Nias," terang Azhar.
Penyebaran ASF yang demikian cepat, ungkapnya, mengakibatkan ke depan Nias merupakan satu-satunya sumber daging babi (re-stocking) daging babi untuk Sumut. Mengingat babi merupakan penyumbang 10% kebutuhan daging di Sumut.