Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatra Utara, Azhar Harahap, mengatakan, selama ini 60% hasil peternakan babi di Sumut dijual ke DKI Jakarta. Akan tetapi karena virus African Swine Flu (ASF) sudah meluas menyerang ternak babi di 16 kabupaten/kota, oleh Pemerintah DKI Jakarta pembelian babi dari Sumut dihentikan.
Bagi Komisi B DPRD Sumut, kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang tidak mau membeli babi dari Sumut menjadi persoalan serius. Karena akan menghilangkan sumber pendapatan peternak dan keluarganya. Tidak sedikit peternak yang menyekolahkan anak-anaknya dari hasil berternak babi.
Oleh sebab itu, Ketua Komisi B, Viktor Silaen (Golkar), dalam rapat dengar pendapat, Selasa (6/1/2020) ,dengan Azhar Harahap dan jajarannya meminta agar mereka melakukan pendekatan kepada Pemerintah DKI Jakarta. Sehingga mereka kembali mau membeli hasil ternak babi dari Sumut.
"Coba dilakukan lagi pendekatan ke pihak Pemerintah DKI Jakarta agar babi dari peternak kita mau mereka beli. Kasihan 8.000 peternak babi kita kalau mereka terus memberi makan ternaknya tetapi tidak bisa dijual hasilnya," tegas Viktor.
Terkait ketakutan masyarakat konsumen terhadap wabah virus ASF yang menjangkiti babi, disebutkan masih terdapat yang belum terserang. Dinas Ketahanan Pangan diminta melakukan sertifikasi terhadap babi yang masih sehat. Dengan cara tertentu, misalnya, memberi stempel. Sehingga konsumen jadi percaya.
"Tapi untuk sertifikasi babi yang sehat jangan diminta dana," ungkap Viktor.
Azhar menyatakan, dari 16 kabupaten/kota yang peternakan babinya terserang virus ASF, sebanyak 35.886 di antaranya mati. Kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah.