Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Pantai Tabuyung di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) kembali mengalami abrasi pantai sepanjang 1 Kilometer baru-baru ini. Sedikitnya dua desa terkena dampak, yaitu Desa Tabuyung Kecamatan Muara Batang Gadis dan Desa Bintuas Kecamatan Natal.
Sebelumnya, abrasi pantai ini terjadi pada bulan Oktober 2019 yang mengakibatkan fasilitas sumber air bersih masyarakat rusak dan tak bisa dimanfaatkan warga.
informasi yang didapat, abrasi ini akibat terjangan ombak besar laut Pantai Barat dalam beberapa hari belakangan ini.
Hampir separuh sumur masyarakat hancur begitu juga fasilitas umum lainnya. Selain itu, rumah ibadah termasuk tanaman kelapa sebagai sumber penghasilan masyarakat juga turut hancur. Sementara sungai Tabuyung tidak bisa lagi dimanfaatkan warga untuk mengambil air minum, karena di bagian hulu disinyalir masih ada tambang ilegal. Terutama yang berada di kebun masyarakat dan dikhawatirkan terjadi pencemaran lingkungan dan tentunya mengancam keberlangsungan hidup masyarakat.
Atas kejadian berulang ini, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution melalui Kabag Humas dan Protokol, M Wildan Nasution SSos kepada wartawan, Kamis (9/1/2020) mengatakan, kejadian ini perlu ditanggapi bersama semua pihak. Khususnya pemerintahan kecamatan dan desa. Apalagi ada indikasi kegiatan tambang ilegal di hulu sungai yang cukup mengkhawatirkan.
Bupati menyebut, pihaknya akan berupaya supaya bantuan pusat atas kejadian ini segera dialokasikan agar kehidupan masyarakat tidak terancam.
“Abrasi ini sudah terjadi berulang kali, hampir setiap musim hujan terjadi. Pemkab Madina akan berupaya menanggulangi bencana yang terjadi akibat abrasi sungai Tabuyung.
“Harapan kita ke Pemerintah pusat melalui BPBD RI dapat segera menyahuti kejadian ini, sehingga masyarakat kita disana secepatnya dapat terbantu,” katanya.
Abrasi tersebut juga telah mencapai daratan sepanjang 50 meter dari bibir pantai akibat tergerus gelombang air laut.
Baharuddin (45) warga setempat yang dihubungi mengungkapkan, kejadian abrasi air laut baru-baru ini menyebabkan sarana fasilitas umum masyarakat rusak. Sehingga warga saat ini kesulitan mendapatkan air bersih.
“Abrasi ini sudah beberapa kali terjadi, saat ini fasilitas umum banyak rusak, sumur juga rusak, air sungai tak bisa dipakai air mjnum. Harapan kami pemerintah segera menanggapi kejadian ini, dan membantu merehab atau membangun fasilitas yang rusak,” kata pria yang akrab disapa Bahar itu.