Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dari sebelumnya hanya bisa meraih hasil panen padi 3,5ton setiap hektar, mulai musim panen bulan Januari 2020 petani di Dusun 14, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan (Deli Serdang) sudah bisa menikmati peningkatan rata-rata sebanyak 2,1ton. Menjadi 6,6ton per-Ha. Kendati lahan pertanian yang mereka kelola adalah lahan pasang surut. Yang berada tidak jauh dari tepi laut.
Melalui kegiatan panen raya yang dilangsungkan sejak Kamis (9/1/2020), lonjakan hasil panen tersebut diketahui. Terlibat bersama petani penangkar yang dipimpin Legino sebagai ketua kelompok, adalah sejumlah pengurus DPD Projo Sumatera Utara, Kepala Seksi Perbenihan dan Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut (Mugiono) serta para peneliti dari Universitas St. Thomas Medan.
Menggunakan traktor mesin panen Combine Harvester batang padi yang terpotong secara otomatis terpisah gabahnya dan masuk ke dalam karung. Secara acak dipanen dua lahan terpisah masing-masing seluas 400m2 (satu rantai). Dari situ didapatkan volume panen gabah rata-rata dan dikalikan 25. Satu hektar setara dengan 25 rantai.
"Baru inilah pertama kali kami bisa meraih hasil mendekati 7ton per-Ha, sebelumnya rata-rata cuma 3,5ton," ungkap Legino bangga sebagaimana keterangan tertulis yang diterima medanbisnisdaily.com, Jumat (10/1/2020).
Dengan kalkulasi harga gabah Rp 5.000/kg, terangnya, berarti terdapat lonjakan pendapatan Rp 10,5 juta per hektar. Pada setiap musim tanam yang menahan waktu 115 hari.
Akan tetapi musim tanam yang dimulai pada Oktober 2019 lalu ini baru pada tahap demplot, ujicoba untuk menemukan pola terbaik yang selanjutnya akan diterapkan di lahan pasang surut lainnya. Demplot dilakukan bersama Projo Sumut sebagai pendamping.
Disebutkan, guna menjamin kecukupan air guna mengairi sawah, Projo membangun embung dengan cara memperdalam aliran air di sisi sawah. Dengan menggunakan alat berat. Lalu dipasang beberapa mesin penyemprot guna mengalirkan air setiap kali tanaman padi membutuhkan air.
"Agar kadar garamnya sesuai dengan takaran yang tidak mengganggu pertumbuhan padi, ke dalam air kita larutkan dolomit," kata Ketua DPD Projo Sumut, Ramces Simbolon, didampingi pengurus lainnya Manap Ganda Hutagalung, Partai Hutagaol, Raffles Silaen, Swangro Sitanggang dan lainnya.
Demplot yang dilakukan kali ini, terang Ramces yang juga mantan anggota DPRD Sumut, di atas lahan seluas 20 ha. Dengan keberhasilan peningkatan hasil panen padi yang dicapai, dia menyebutkan pola tanam yang sama akan diperluas pada lahan seluas 400Ha. Yang juga berada di Percut Sei Tuan.
"Keberhasilan demplot ini membuat petani lainnya juga ingin menerapkannya," terangnya.
Mugiono juga terlihat antusias atas capaian yang diraih Legino Cs. Lahan pertanian pasang surut yang berhasil dikembangkan para petani bisa menambah areal pertanian untuk komoditi padi di Sumut. Saat ini terdapat 308.000Ha lahan sawah dengan irigasi teknis di Sumut. Menghasilkan padi sebanyak 5,3 - 5,5juta ton pertahun.
"Perlu dikembangkan areal-areal sawah pasang surut semacam ini, ternyata bisa menambah pendapatan petani di Sumut," papar Mugiono.
Dia berharap dari IP1 atau satu kali musim tanam pertahun, Legino Cs bisa meningkatkannya menjadi IP2 atau dua kali setahun. Sembari menanam tanaman lainnya disela-sela musim tanam. Seperti semangka dan cabai.
Dia menghimbau agar Legino membentuk kelompok tani berbadan hukum (seperti, koperasi) agar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. Di antaranya benih.