Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mata uang rupiah ditutup menguat di level 13.770/dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang rupiah menjadi yang paling kuat di benua Asia pada perdagangan hari ini. Penguatan rupiah ini terbilang tidak biasa. Terjadi di saat ada begitu banyak masalah geopolitik dan di tengah ancaman perang.
"Saya menilai penguatan rupiah ini tidak terlepas dari daya tarik mata uang dolar AS yang memudar. Selain dihantam isu perang dagang, agresi ke Iran dan sejumlah masalah ekonomi fundamental AS itu sendiri menjadi pemicu kurangnya daya tarik dolar AS," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Jumat (10/1/2020).
Ditambah lagi, tahun 2020 menjadi tahun politik bagi AS dikarenakan adanya pemilihan presiden yang bisa saja memicu kekhawatiran baru bagi pelaku pasar.
Sementara itu, mengakhiri perdagangan akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau dengan menguat 0,08% di level 6.274,94. Begitupun, IHSG yang hanya mampu naik 5 poin menyisahkan banyak kekhawatiran di antara pelaku pasar.
Menurut Gunawan, ada banyak sentimen pasar yang akan terjadi dalam waktu dekat ini. Diantaranya adalah kesepakatan dagang, dan masalah brexit. "Dan ada masalah yang bisa saja mencuat tiba-tiba seperti perang AS dan Iran," katanya.