Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) meniadakan even nasional Festival Danau Toba (FDT) tahun ini. Alasannya, selain waktu persiapan penyelenggaraannya mepet, juga sedang dirancang penyempurnaan persiapannya, terkait akan diubahnya waktu penyelenggaraan dari sebelumnya Desember menjadi Juni.
Sebagai penggantinya, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi sedang memikirkan even sejenis tahun ini. Salah seorang inisiator Geopark Kaldera Toba (GKT), Alimin Ginting, mengusulkan nama FDT diganti menjadi Festival Geopark Kaldera Toba.
Alimin punya alasan tersendiri mengapa mengusulkan Festival Geopark Kaldera Toba, agar ada pintu masuk keterlibatan langsung komunitas internasional.
"Dengan judul tersebut masyarakat, pemerintah dan komunitas internasional akan terlibat. Jadi acara tersebut otomatis dihadiri komunitas internasional, selain lokal dan regional. Dengan festival berbasis geopark wismannya ikut terlibat dalam festival tersebut," kata mantan Ketua Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba ini kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (11/1/2020).
Baca Juga: Tahun 2020 Festival Danau Toba Ditiadakan, ini Alasannya
Gubernur Edy Cari Bentuk Kegiatan Lain Gantikan Festival Danau Toba
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Geopark Kaldera Toba disetujui para peserta rapat yang terdiri dari 30 negara, untuk masuk menjadi anggota UNESCO Global geopark dalam Konferensi Geopark Internasional di Rinjani, Provinsi Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus-2 September 2019.
Saat itu, peserta rapat menilai semua dokumen dan persyaratan yang diajukan Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba untuk kelayakan Geopark Kaldera Toba menjadi UNESCO Global Geopark telah sesuai dengan ketentuan yang ada.
Masuknya Geopark Kaldera Toba menjadi anggota UNESCO Global Geopark, akan memberi manfaat bagi wilayah yang menjadi bagian dari Geopark Kaldera Toba. Manfaat itu antara lain adanya kemandirian dan daya saing serta kesejahteraan masyarakat. Hal itu sesuai dengan nilai-nilai geopark yaitu memuliakan alam mensejahterakan masyarakat.
Manfaatnya juga akan merangsang banyak lembaga internasional datang untuk mengedukasi dan mengembangkan wilayah Geopark Kaldera Toba itu sendiri, termasuk nantinya secara umum keanggotaan UNESCO Global Geopark mendorong pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba.
Sebagaimana diketahui, Geopark Kaldera Toba mencakup 7 kabupaten sekawasan Danau Toba, yakni Samosir, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Simalungun, Dairi dan Karo.
Geopark Kaldera Toba terdiri dari 16 geosite, yakni:
1. Geosite Sipisopiso-Tongging (Kabupaten Karo).
2. Geosite Silalahi-Sabungan (Kabupaten Dairi).
3. Geosite Haranggaol (Kabupaten Simalungun).
4. Geosite Sibaganding (Kabupaten Simalungun).
5. Geosite Taman Eden (Kabupaten Toba Samosir).
6. Geosite Batu Basiha-TB Silalahi Balige (Kabupaten Toba Samosir).
7. Geosite Situmurun (Kabupaten Toba Samosir).
8. Geosite Hutaginjang (Kabupaten Tapanuli Utara).
9. Geosite Muara Sibandang (Kabupaten Tapanuli Utara).
10. Geosite Sipincur (Kabupaten Humbang Hasundutan).
11. Geosite Bakara-Tipang (Kabupaten Humbang Hasundutan).
12. Geosite Tele (Kabupaten Samosir)
13. Geosite Pusukbuhit (Kabupaten Samosir).
14. Geosite Hutatinggi Sodihoni (Kabupaten Samosir).
15. Geosite Ambarita-Tuktuk-Tomok (Kabupaten Samosir).
16. Geosite Danau (pemersatu seluruh kabupaten sekawasan Danau Toba).