Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Menjadi pemanjat tower bukanlah profesi gampang. Perlu keberanian dan fisik yang kuat. Apalagi bila tower yang dipanjat sampai setinggi seratusan meter. Berada di ketinggian itu, dengan posisi menggantung bisa membuat nyali kecut. Namun tak begitu dengan Ben Mona. Pria yang sudah bertahun-tahun bekerja di bagian tower sebuah provider jaringan internet ini, sudah terbiasa berada di ketinggian. Malah berada di puncak tower telah menjadi keasyikan tersendiri baginya.
"Kami ini sering dibilang serdadu angin. Kalau sudah di atas, jadi malas turun. Makan, minum pun di atas, ditarik pakai katrol. Apalagi kalau kejar target. Hujan pun kita di atas," kata Ben kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (11/1/2020).
Dikatakannya, salah satu cara mengurangi rasa takut adalah kalau saat memanjat jangan melihat ke bawah. Hal itu bisa membuat pusing, mual-mual atau malah kehilangan kendali. Memang, sambungnya, jarang kejadian ada yang jatuh. Selain peralatan yang safety, juga karena si pemanjat sudah diajarkan trik-trik memanjat.
Hal yang harus dihindari, terutama jika sedang memanjat bersamaan, adalah memastikan barang yang dibawa ke atas aman dan tidak mungkin jatuh. Jika itu terjadi akan sangat berbahaya bagi pemanjat di bawahnya. Pasalnya sebuah benda sekalipun ukurannya kecil, bila jatuh dari ketinggian, gravitasinya bertambah. Kejadian itu pernah dialaminya. Ketika sebuah obeng kecil jatuh dari saku temannya yang posisinya di atas dia. Temannya itu berteriak memberitahu. Beruntung ia langsung memasukkan wajahnya ke bagian dalam tower. Obeng itu mengenai pundaknya dan terasa seperti ditimpa benda yang bertanya kiloan.
"Jadi kalau ada benda jatuh, jangan coba-coba lihat ke atas. Kita harus spontan menyelematkan kepala kita ke dalam," katanya.