Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Misteri meteor raksasa yang jatuh ke Bumi 790 ribu tahun lalu tampaknya mulai terungkap, setelah para ilmuwan menemukan tempat jatuhnya meteor tersebut.
Meteor atau tepatnya asteroid tersebut berukuran sangat besar, nyaris 2 km. Saat jatuh, asteroid ini menyebarkan debu yang menutupi sekitar 20% Bumi. Sebelumnya, lokasi jatuhnya asteroid ini tak diketahui oleh manusia.
Studi terbaru mengungkapkan, para ilmuwan menemukan kawah yang menjadi lokasi jatuhya asteroid tersebut, yang diperkirakan ada di dataran tinggi vulkanis Bolaven, di Laos, demikian dikutip dari CNN.
Kawah itu tersimpan di bawah tumpukan lava yang ada di dataran tinggi tersebut. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal berjudul Proceedings of the National Academy of Sciences.
Hantaman asteroid ini menghasilkan sebuah material mirip kelereng yang bernama tektite, yang ditemukan di sekitar titik jatuhnya asteroid tersebut. Para ilmuwan percaya, tektite ini terbentuk dari material di Bumi yang meleleh saat dihantam asteroid, dan material tersebut terlempar ke atmosfer sebelum akhirnya jatuh kembali ke bumi.
"Kemunculan (material ini) menunjukkan kalau meteroit yang jatuh sangatlah besar dengan velositas sangat cepat sehingga bisa melelehkan bebatuan yang dihantamnya," ujar Profesor Kerry Sieh, salah satu peneliti yang menulis jurnal tersebut.
Material tektite ini sebenarnya banyak ditemukan di hampir seluruh belahan dunia, kecuali antartika. Usia material ini pun bervariasi, dari mulai 750 ribu tahun sampai 35,5 juta tahun.
Namun hampir semua material tersebut sudah diketahui asalnya, kecuali material yang ada di area Australian, tepatnya yang tersebar dari Cina bagian selatan sampai Australia bagian selatan.
Dan ini adalah area tektite terbesar yang diketahui manusia, dengan luas hampir 10% permukaan Bumi. Luasnya sebaran tektite inilah yang membuat prediksi lokasi jatuhnya asteorid ini bermacam-macam, dari bagian utara Kamboja, Cina bagian selatan, sampai ke Thailand.
"Namun studi kami adalah yang pertama menggabungkan banyak bukti dari kandungan tektite sampai karakteristik fisik, serta dari pengukuran gravitasi sampai pengukuran umur lava yang menutupi kawah tersebut," tambah Sieh.
Ia menyebutkan, lokasi kawah bekas hantaman asteroid tersebut sangatlah besar, dengan panjang 17 km dan lebar 13 km. Namun menurutnya, masih banyak langkah yang harus ditempuh untuk membuktikan temuan ini.
Salah satunya adalah mengebor dengan kedalaman beberapa ratus meter untuk mengecek apakah batuan yang tersimpan di bawah lava tersebut cocok dengan bebatuan yang biasanya ditemukan di kawah tempat jatuhnya asteroid.(dtn)