Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bupati Serdang Bedagai (Sergai), H Soekirman, mengatakan bahwa Indonesia memiliki 700 bahasa daerah, di antaranya bahasa Batak.
"Karena saat ini sudah terancam punah, maka mari kita pelihara adat budaya Batak, yang salah satunya gunakan selalu bahasa Batak. Setiap kata dalam bahasa Batak mempunyai makna yang berarti," ujarnya saat memberikan doa restu kepada kedua mempelai marga Manik dan boru Tampubolon Barimbing di pesta adat pernikahan anak Ketua Punguan Manik Raja dohot Boruna Kota Medan, Kondar Manik, Sabtu (11/1/2020) di Wisma Taman Sari Medan.
Kehadiran Bupati Serdang Bedagai, H Soekirman, disambut Ketua Umum Punguan Manik Raja dohot boruna se- Indonesia, Brigjend TNI ( Purn ) Deliaman T Manik SIP Msi, didampingi Drs Joni Walker Manik MM, Joan Berlin Damanik SE MSi , Simon Manik SE MM, Toga Manik , Eduward Manik dan Bernard Manik, pengurus DPW Sumut dan DPC Kota Medan Punguan Manik Raja dohot Boruna.
H Soekirman berterima kasih bisa diundang dan juga berbangga sekali karena baru saja meraih penghargaan 10 besar Bupati Terbaik Seluruh Indonesia di Jakarta dan meraih penghargaan sebagai Anugerah Kebudayan Nasional.
"Ini semua saya terima karena saya sering mengahadiri acara adat dan budaya Batak," ujar Soekirman sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/1/2020).
Keberagaman Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia, jelasnya, harus diperkuat dengan toleransi. "Dengan demikian mari dijaga terus pluralisme , toleransi dan kepercayaan," ujarnya.
H Soekirman sangat populer di kalangan masyarakat Batak. Kehadirannya pada acara pesta adat di Wisma Taman Sari Medan beberapa waktu lalu, menampilkan sisi yang lain dari pria berdarah Jawa tersebut.
Sebagai bupati di kabupaten Serdang Bedagai dan juga sebagai Penasehat Punguan Manik Raja dohot boruna se-Indonesia, H Soekirman sangat luar biasa dalam memiliki kemampuan berbahasa Batak serta memahami filosofi kehidupan Batak
Soekirman menjelaskan bahwa budaya Batak juga sudah mulai banyak terkikis oleh kemajuan teknologi, salah satunya hilangnya bahasa Batak. Dalam masyarakat Batak kehadiran atau pertemuan memiliki pesan dan nilai yang sangat tinggi, karena hanya di acara adat masyarakat Batak ada ditentukan kedudukan seseorang.
Dalam adat Batak posisi tulang, dongan tubu atau kerabat semarga, boru atau anak perempuan dan dongan sahuta atau kerabat satu kampung, semua diatur dengan nama Dalihan Natolu.