Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Tarif impor barang-barang Cina ke Amerika Serikat kemungkinan akan tetap berlaku hingga pemilihan presiden AS berakhir, dan pengurangan akan bergantung pada kepatuhan Cina dengan ketentuan-ketentuan perjanjian perdagangan fase pertama.
Kedua belah pihak memiliki pemahaman bahwa tidak lebih dari 10 bulan setelah penandatanganan perjanjian di Gedung Putih pada Rabu (15/1/2020), AS akan meninjau kemajuan dan berpotensi mempertimbangkan pemotongan tambahan pada tarif yang mempengaruhi barang impor Cina yang nilainya mencapai US$360 miliar, menurut sejumlah sumber yang mengetahui persoalan tersebut.
Periode peninjauan, yang diperkirakan tidak disebutkan dalam teks kesepakatan, dimaksudkan untuk memberikan waktu bagi pemerintah Trump untuk memverifikasi kepatuhan Cina terhadap ketentuan perjanjian tersebut. Kesepakatan tersebut tidak akan mempengaruhi separuh dari tarif 15 persen pada sekitar US$120 miliar barang impor Cina yang diumumkan pada bulan Desember dan masih akan dilanjutkan.
Para pejabat telah mengatakan akan merilis teks perjanjian setebal 86 halaman setelah penandatanganan dan membantah bahwa ada rencana untuk memangkas tarif lebih lanjut.
"Satu-satunya komponen non-publik dari perjanjian tersebut adalah lampiran rahasia dengan jumlah pembelian terperinci, yang telah dijelaskan sebelumnya," Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan dalam tanggapan bersama yang dikirim melalui email.
"Tidak ada perjanjian lisan atau tertulis lainnya antara AS dan Cina tentang masalah ini, dan tidak ada kesepakatan untuk pengurangan tarif di masa depan," lanjut mereka, seperti dikutip Bloomberg.
Pejabat pemerintahan Trump telah mengecilkan segala dampak negatif pada tarif terhadap ekonomi AS Dalam sebuah kolom Wall Street Journal yang diterbitkan pada hari Selasa, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan para ekonom arus utama termasuk di Federal Reserve gagal untuk memperhitungkan dengan tepat efek ekonomi menguntungkan dari bea masuk tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah juga telah bekerja dengan cara lain untuk meletakkan dasar bagi kesepakatan dan negosiasi tentang masalah-masalah sulit seperti sistem subsidi industri Cina yang sangat besar, yang diharapkan akan dimasukkan dalam tahap pembicaraan berikutnya.
Pada hari Senin, pemerintahan Trump mencabut label Cina sebagai manipulator mata uang. AS, Uni Eropa, dan Jepang juga mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan tentang usulan aturan global baru untuk subsidi industri dalam suatu langkah yang akan meningkatkan tekanan pada Beijing atas masalah ini.(bisnis.com)