Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Penggunaan energi baru terbarukan (EBT) kian diminati banyak negara, baik berbasis tenaga surya, angin, air, dan sebagainya. Bahkan, penggunaan EBT menjadi syarat beberapa lembaga keuangan internasional untuk meminjamkan dana.
Eks Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengatakan mulai tahun 2050 beberapa lembaga internasional seperti World Bank atau Bank Dunia, dan juga bank komersial internasional seperti Standard Chartered tak lagi meminjamkan dana kepada proyek-proyek yang berbasis energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Mari sendiri akan menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia per 1 Maret 2020.
"Peak-nya di 2050 lah akan sudah berubah ke energi terbarukan. Ada enam faktor kenapa terjadi transformasi energi ini. Yaitu, perusahaan maupun yg memberi dana, bank atau lembaga internasional seperti Bank Dunia, sudah tidak mau lagi mendanai hal-hal yang terkait penggunaan energi seperti minyak bumi dan batu bara. Misalnya Standard Chartered, sudah mengumumkan tidak akan memberi pinjaman kepada power plant yang menggunakan batu bara," kata Mari dalam gelaran Indonesia Millenial Summit 2020, di The Tribrata, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Ia menuturkan, hal tersebut didasarkan oleh perubahan kebiasaan masyarakat yang mulai sadar akan lingkungan sehingga kegiatan atau produk-produk yang menggunakan energi fosil mulai ditinggalkan.
"Puncak penggunaan fossil fuel 2030, setelah itu akan mulai turun dan akan beralih ke energi terbarukan," tutur Mari.
Hal tersebut akan terjadi seiring dengan peningkatan kemampuan ekonomi dan berubahnya gaya hidup masyarakat di seluruh dunia.
"Ini sebenarnya bukan target pemerintah atau apa, tapi ada transformasi energi karena faktor ekonomi, sosial dan politik," imbuh Mari.
Dampak dari kebijakan lembaga keuangan pun akan melebar. Maka dari itu, menurutnya penggunaan EBT ini tak hanya gebrakan baru atau inovasi, tapi juga akan menjadi tren.
"Dan banyak juga equity investment, private investment juga tidak mau mendanai yang berbasis fossil fuel. Jadi ini tren dunia. Ini tren menyeluruh yang terjadi di dalam energy space yang saat ini terjadi," pungkas Mari.(dtf)