Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sleman - Adanya sebuah makam yang disebut tempat dikuburnya janin bayi 'Ratu' Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia (41) di rumah kontrakan 'Raja' Toto Santoso (42) di Sleman menggegerkan warga sekitar. Makam itu ternyata pernah dipakai untuk kegiatan ritual pengikut 'Raja' Toto.
Bagaimana proses ritualnya? Begini kesaksian warga yang melihat secara langsung ritual tersebut.
Kartijo (47) yang rumahnya berada persis di depan rumah kontrakan Toto di Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Sleman menuturkan para pengikut 'Raja' Toto melakukan ritual aneh. Para pengikut Keraton Agung Sejagat dari Purworejo itu terlihat menyembah ke makam.
"Mereka seperti menyembah ke makam, itu jam 02.00 WIB dan kondisi waktu itu hujan," kata Kartijo saat ditemui di lokasi kontrakan Toto, Jumat (17/1/2020).
Kartijo adalah tetangga sekaligus yang mengurusi rumah kontrakan Toto. Ia mengatakan ada puluhan orang yang melakukan ritual menyembah makam, namun tidak menggunakan pakaian adat Jawa.
"Mereka pakai pakaian biasa. Karena waktu itu kan udah malam dan kondisinya juga pas hujan," terangnya.
Lamanya proses ritual, lanjutnya, hanya berlangsung singkat sekitar 30 menit. Namun para pengikut ritual telah tiba di rumah kontrakan Toto sejak sore hari.
"Ritualnya sepertinya hanya 30 menit, hanya seperti ritual singkat. Itu para anggotanya kan sudah datang dari sore," jelasnya.
Di lokasi yang sama, Pj Kades Sidoluhur Sudarmanto menjelaskan terungkapnya makam itu setelah proses penggeledahan yang dilakukan pihak kepolisian pada Rabu (15/1). Warga mulai curiga dengan adanya gundukan tanah di areal kontrakan Toto.
"Setelah penggeledahan, kami tanya ke asisten rumah tangga, Bu Mursinah, dan dia bilang ini makam janin dari Fanni ('Ratu' Fanni Aminadia)," kata Sudarmanto.
Atas temuan itu, pihak desa membuat kesepakatan agar makam dipindahkan ke tempat pemakaman umum (TPU). Sesuai dengan kesepakatan warga agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
Saat makam dibongkar pukul 16.30 WIB tadi, terlihat ada kendil (periuk) dari tanah liat. Kendil itu kemudian diangkat dari liang makam dan dibungkus kain mori. Selanjutnya kendil itu dimakamkan kembali ke Pemakaman Umum Penggel, Dusun Pare, Desa Sidoluhur, Godean.
"Makam itu diminta untuk dipindahkan ke makam umum. Supaya tidak menimbulkan sesuatu di kemudian hari," bebernya.
Sementara itu, pemuka agama Desa Sidoluhur, Susilo Wardoyo (53) mengungkapkan janin 'Ratu' Fanni itu sudah diberi nama.
"Ketika bayi atau janin sudah lahir, secara adat itu harus diberikan nama," kata Susilo saat ditemui wartawan.
Susilo menyebutkan janin yang diperkirakan berusia tiga bulan itu diberi nama oleh 'Raja' Toto. Nama yang dipilih adalah Cakradara.
Menurut Susilo, nama itu dipilih Toto secara spontan. "Cakradara dipilih karena sedapatnya. Yang memberi nama Toto," terangnya. .dtc