Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Pemimpin macam apakah yang diinginkan dalam Pilkada Serentak 2020? Mungkin, pemimpin yang gemar tampil di depan umum. Sebab, tak mungkin seorang calon pemimpin bersembunyi dan menghindar dari “pembacaan” publik. Kelak dialah yang menunaikan perubahan, kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Seorang kandidat pemimpin bahkan harus mendatangi berbagai komunitas, profesi dan beragam kelapisan sosial. Sehingga masyarakat tahu persis pemimpin seperti apa yang dipilihnya. Bagaimana kapabilitasnya, aksesibilitasnya, integritasnya, bahkan bagaimana pandangannya terhadap berbagai masalah di wilayah yang bakal dipimpinnya.
Misalnya, untuk kota Medan, apa strateginya untuk membangkitkan nama Medan yang tak lagi cemerlang di pentas nasional? PSMS tak lagi dibanggakan. Tak lagi melahirkan penyanyi macam Charles Hutagalung dan Rinto Harahap. Hasil perkebunannya tak lagi bisa menjadi sumber dana pembangunan daerah karena semua pajak ekspornya diboyong ke pusat tanpa satu sen pun mampir di daerah.
Publik wajib mengetahui isi kepala sang kandidat. Juga motivasinya hendak menjadi kepala daerah, apakah hendak mengabdi kepada rakyat, atau hendak memperkaya diri dan konco-konconya dengan cara korupsi?
Nah, masyarakat harus sering mendiskusikan siapa pemimpin yang didambakan. Diskusi merupakan pencerdasan politik sehingga rakyat kelak tak menyesali hasil pilihannya. Karena bila ternyata yang terpilih adalah yang buruk, rakyat tak bisa menyalahkan partai politik, karena justru rakyatlah yang memilihnya. Karena itu, jangan memilih sembarangan!
Tiba masanya rakyat tidak lagi terlena kepada pemimpin yang gemar mengumbar janji manis. Apalagi yang membagi-bagi duit atau sembako agar dipilih.
Tiba masanya pemilih harus “naik kelas” dalam menentukan pemimpin terbaik. Hanya dengan kecerdasan politik itulah, pemimpin terbaik akan terpilih.