Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sahel. Hampir 7 ribu orang telah meninggalkan wilayah Niger barat menyusul serangan kelompok radikal ISIS yang menewaskan 89 tentara, awal bulan ini.
Menyusul serangan di kota Chinegodar, sekitar 20 kilometer dari perbatasan Mali tersebut, "diperkirakan 7.000 warga sipil termasuk 1.000 pengungsi telah terpaksa kabur dari rumah-rumah mereka demi keselamatan," demikian statemen badan pengungsi PBB, UNHCR.
"Kami menerima laporan soal orang-orang yang mendapat ultimatum dari kelompok-kelompok bersenjata untuk meninggalkan wilayah tersebut, juga soal warga sipil yang menjadi target, diculik atau dibunuh, soal properti yang dijarah," demikian disampaikan UNHCR seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/1/2020).
"Mereka sangat membutuhkan makanan, air dan penampungan, serta sanitasi, perlindungan dan keamanan," imbuh UNHCR. Namun disebutkan badan pengungsi PBB itu, kondisi keamanan di wilayah tersebut menyebabkan UNHCR kesulitan memberikan bantuan yang mereka perlukan.
"Ketidakamanan di daerah-daerah ini sangat menghambat kemampuan kami untuk menjangkau populasi yang terkena dampak, mereka yang terpaksa mengungsi dan komunitas yang menampung mereka," kata UNHCR dalam pernyataannya.
"Di Sahel, perlindungan mereka yang terpaksa melarikan diri harus menjadi inti dari respons terhadap krisis pengungsian ini," imbuhnya.
Pekan lalu, kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pangkalan militer pada 9 Januari, salah satu serangan paling mematikan di wilayah itu.
Otoritas Niger merilis jumlah korban tewas resmi adalah 89 orang, namun ISIS mengklaim mereka menewaskan lebih dari 100 orang dalam serangan itu. Otoritas Niger menyatakan bahwa pasukan mereka membunuh 77 pelaku penyerangan.