Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pasca terjadinya bentrokan antar warga, di seputaran Mesjid Al-Amin Jalan Belibis 11, Kecamatan Percutseituan, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Jhonny Edison Isir bersama Dandim 0201/BS Kolonel Inf Roy Hansen J Sinaga, warga, ormas dan jemaah mesjid langsung menggelar dialog di lokasi kejadian, Jumat (24/1/2020) malam.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Jhonny Edison Isir menyampaikan, dari hasil informasi yang didapat, diketahui bahwa bentrokan ini merupakan sebagai dampak penertiban warung tuak yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
"Kita coba melihat, mendudukkan akarnya ada dimana. Sejauh ini informasi yang kita dapat, ini merupakan residu-residu dampak dan ekses dari proses penertiban warung tuak," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (25/1/2020) dini hari.
Akibat bentrokan itu, lanjut dia, selain mesjid, diketahui juga ada beberapa rumah warga yang terkena lemparan batu. Selain itu, juga ada beberapa orang korban yang juga terkena.
BACA JUGA: Dua Kelompok Warga di Perumnas Mandala Medan Bentrok
"Tapi perlu saya tegaskan disini bukan tempat ibadah yang menjadi sasaran. Dan ini antar kelompok warga dari residu proses penertiban warung tuak yang tadi. Ini yang akan kita kelola dengan baik, terkait dengan kejadian. Kita sudah diskusi, kami bicara akan ada penegakkan hukum," jelasnya.
Terkait dengan proses penegakkan hukum lanjut dia, MUI dan warga disini akan berkolaborasi dengan kepolisian untuk membuat terang pokok permasalahannya. Apabila memang pelakunya diketahui, Jhonny mengatakan, akan dilakukan proses pemeriksaan yang bisa dijerat dengan pasal 170 atau 406 KUHPidana tentang pengrusakan.
"Untuk mengelola pasca kejadian, nanti akan ada personel yang siap disini. Kita juga akan bersinergi dengan TNI dan berkordinasi dengan FKUD Deliserdang," terangnya.
Edison menambahkan, dari dialog tadi juga disepakati untuk bersama-sama menjaga ketertiban Kota Medan. Selain itu juga memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa masalahnya ini adalah sebagai residu dan ekses (penertiban warung tuak) bukan merupakan penyerangan tempat ibadah.
"Kita jaga Kota Medan ini sebagai citra miniatur Indonesia wujudnya rasa aman dan damai. Jadi kita berkolaborasi dan gotong royong menjaga disini. Kalau memamg si A pelakunya akan kita tangkap dan kita proses sampai di pengadilan," pungkasnya.
Sementara itu, Dandim 0201/BS Kolonel Inf Roy Hansen J Sinaga mengimbau kepada masyarakat, kiranya dapat berpikir dengan bijak. Karena menurutnya, terkadang dengan banyaknya masyarakat yang datang, akan membuat informasi menjadi simpang siur.
"Kami juga apresiasi apa yang disampaikan oleh pimpinan dari masjid, kemudian dari FUI yang saya kira cukup bijak, sehingga mengerti apa yang dilakukan tindakan hukum. Kemudian kepada rekan-rekan FUI lainnya juga kami memahami mungkin emosi, tapi setelah hasil tadi diskusi semuanya bisa mencair," ujarnya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan, Ilyas Halim mengatakan, bahwasanya kejadian ini bukan dilatarbelakangi masalah agama, melainkan masalah sosial. Akan tetapi karena yang terkena lemparan adalah mesjid, maka kemudian dikaitkan dengan agama.
"Maka itu kita mengharapkan pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini dan masyarakat juga mengharapkan demikian, sehingga nanti Kapolrestabes menindak secara hukum," ucapnya.
"Kita mengharapkan masyarakat rukun, damai dan aman. Kalau perang pun, siapa yang mau kita perangi?. Kan ada pihak yang berwajib untuk menyelesaikannya, saya yakin ini akan selesai. Dan teman-teman juga akan buat laporan sekarang juga ke kantor Polrestabes Medan," tandasnya.