Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labura. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumut, meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2018. Konsep pembangunan manusia diukur dengan menggunakan pendekatan tiga dimensi dasar manusia, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan standar hidup yang layak. Dimensi umur panjang dan sehat diwakili oleh indikator harapan hidup saat lahir. Dimensi pengetahuan diwakili oleh indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Sementara itu, dimensi standar hidup layak diwakili oleh pengeluaran per kapita. Ketiga dimensi ini terangkum dalam suatu indeks komposit yang membentuk IPM.
"IPM di Labura naik dari tahun tahun 2017 ke tahun 2018. Pada 2017, IPM di Labura 70,79 poin. Sedangkan 2018, IPM di Labura 71,08 point. Adapun tahun 2019, belum dipublikasi," kata Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Labura, Sukur Dalimunthe S.Si, Selasa (28/1/2020) saat pelatihan petugas Susenas.
Dijelaskannya, ada 3 indeks pembentuk IPM, yakni pendidikan, kesehatan, dan pengeluaran. Untuk pendidikan, indeks berupa Expected Year School (EYS) dan Mean Year School (MYS).
"EYS berupa harapan lama sekolah. Pada 2017, EYS di Labura 12,79 tahun. Meningkat pada tahun 2018, yakni 12,80 tahun. Sedangkan MYS atau rata-rata lama sekolah, Pada 2017 di 8,34 tahun. Meningkat pada tahun 2018, yakni 8,35 tahun," jelas Sukur.
Adapun angka harapan hidup, lanjut Sukur, pada 2017 yakni 68,91 tahun. Meningkat pada tahun 2018, yakni 69,09 tahun. Sedangkan pengeluaran, pada 2017 Rp 11.510.000 per tahun per kapita. Sedangkan tahun 2018, yakni Rp 11.730.00 per tahun per kapita.
"Jumlah sampel tersebut berdasarkan Susenas 2017 ke 2018, yakni 560 rumah tangga yang tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan jumlah populasi pada 2017 yakni 82.822, dan 2018 sebanyak 83.571," tambahnya.