Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sebanyak 1,26 juta jiwa atau sekitar 8,83% dari total penduduk Sumatra Utara (Sumut) tercatat sebagai penduduk miskin. Angka ini turun 0,20 poin atau sekitar 22.000 jiwa dibandingkan Maret 2019 sebanyak 1,28 juta. Jumlah penduduk miskin di Sumut masih lebih tinggi di daerah perdesaan yakni sekitar 8,93%, sementara di perkotaan sebesar 8,39%.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, mencatat, garis Kemiskinan di Sumut pada September 2019 tercatat sebesar Rp 490.120/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 367.105 (74,90%) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 123.(25,10%). Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp 506.538/kapita/bulan dan untuk daerah pedesaan sebesar Rp 470.545/kapita/Bulan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, garis kemiskinan dipergunakan sebagai batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. "Jadi mereka yang masuk dalam kategori penduduk miskin adalah yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan," katanya, Senin (3/2/2020).
Pada September 2020, kata Syech, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras masih berperan sebagai penyumbang terbesar dimana untuk daerah perkotaan berkontribusi 20,65% dan daerah perdesaan sebesar 29,67%.
Komoditi makanan lain yang menjadi penyumbang Garis Kemiskinan di perkotaan yakni rokok kretek filter sebesar 11,67%, kemudian tongkol/tuna/cakalang sebesar 4,07%, cabai merah sebesar 4,01% dan telur ayam ras sebesar 3,80%. Sementara di perdesaan, penyumbang terbesar yakni rokok kretek filter sebesar 9,52%, cabai merah sebesar 4,05%, tongkol/tuna/cakalang sebesar 3% dan telur ayam ras sebesar 2,90%.
Pada periode Maret 2019 hingga September 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan peningkatan. P1 turun dari 1,371 pada Marer 2019 menjadi 1,480 pada September 2019, dan P2 turun dari 0,310 menjadi 0,372.
Kata Syech, hal tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menurun dan semakin menjauh dari garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin tinggi.