Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Wacana kebijakan isolasi yang akan dilakukan Cina dikhawatirkan berdampak terhadap dunia usaha termasuk di Sumatra Utara (Sumut). Pasalnya, kebijakan tersebut bakal mengganggu pembelian bahan baku dari Cina yang masih banyak dibutuhkan industri Sumut.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan, wacana isolasi yang akan dilakukan Cina lebih mengkhawatirkan dibandingkan kebijakan pemerintah Indonesia yang menghentikan sementara penerbangan dari dan ke Cina.
"Kalau penghentian penerbangan, bagi pengusaha tidak ada masalah. Itu kan dilakukan demi keamanan penumpang dan masyarakat. Saya kira kebijakan itu yang terbaik ya harus dilakukan. Dan itu bukan hanya Indonesia saja, hampir semua negara melakukannya. Tapi yang menjadi kekhawatiran pengusaha adalah wacana isolasi oleh Cina," katanya, Selasa (4/2/2020).
Laks mengatakan, info terkait wacana isolasi Cina memang sudah santer di antara pengusaha. Kebijakan tersebut, jika terlaksana, dipastikan bakal mengganggu permintaan bahan baku materil yang dibutuhkan sebagai bahan produksi untuk industri di dalam negeri. Karena itu, hal ini harus dibicarakan bagaimana produk yang masuk bisa terjamin, terutama sterelisasinya.
"Memang untuk saat ini belum. Tetapi ada kekhawatiran itu terjadi. Ada kekhawatiran kalau ada isolasi, berarti barang-barangnya tidak bisa keluar. Itu perlu dicermati dan menjadi pertimbangan khusus," katanya.
Tentunya, harus ada kepastian bagi perusahaan yang tujuan ekspornya ke sana, maupun perusahaan yang bahan bakunya berasal dari Cina. Supaya tidak memberikan dampak buruk terhadap operasional industri yang ada di Indonesia termasuk Sumut.
Menurut Laks, perlu ada kajian yang lebih baik. Kalau hal tersebut terjadi, pengusaha harus bisa mencari solusi. Tentunya, efek keamanan dan keselamatan harus dipikirkan yang paling utama.
"Tentu pengusaha berharap isolasi tidak terjadi. Meski kita juga tidak bisa melakukan apa-apa kalau kondisinya semakin jelek. Harapan kita semoga masalah tersebut bisa diselesaikan, karena ini akan membawa dampak kepada ekonomi dunia secara global," kata Laks.