Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Saya ingat dulu jika musim langsat berbuah di kampungku pada 1960-an, buah berkulit kuning cokelat itu dibiarkan berguguran ke tanah. Soalnya, warga Tanjung, di Kecamatan Barumun Tengah, Padanglawas itu sudah kenyang memakannya. Sementara kalau mau dijual, tidak ada pasar yang menampungnya, karena tidak ada angkutan transportasi. Alhasil, pohon langsat yang jumlahnya lumayan di kampung itu tidak menambah pendapatan penduduk.
Tak pelak, meski ada barang atau produk, tetapi jika tidak dipasarkan dengan baik sama saja dengan bohong. Apalagi jika pasarnya pun tidak ada. Fakta ini menunjukkan betapa modal saja tidak memadai untuk mengembangkan sebuah usaha. Faktor nonmodal, seperti pasar, informasi dan pengetahuan sangat menentukan dalam maju mundurnya sebuah usaha.
Jika diibaratkan tubuh manusia, maka barang atau uang adalah badan yang tak bisa berjalan. Untuk itu, sang badan memerlukan kaki dan tangan untuk bergerak dan berjalan. Nah, peran itulah yang dilakukan oleh informasi, pengetahuan dan pasar sehingga produk bisa dipertemukan dengan konsumen atau pembeli.
Memang, kita kerap mendengar keluhan para pengusaha pemula yang mengeluh bahwa dia tidak punya modal dan kredit bank susah cairnya, untuk mengembangkan usahanya. Padahal, yang mereka perlukan bukan modal, tetapi informasi dan pengetahuan mengenai cara mengembangkan usaha.
Sebab jika modal menjadi alasan utama, bayangkan jika pemerintah sudah mengeluarkan anggaran dalam jumlah besar. Barangkali, ada belasan kementerian yang terlibat dalam UMKM, dengan anggaran yang mencapai triliunan rupiah, namun ternyata tidak juga membuat usaha UKM berkembang secara signifikan.
Jangan-jangan, hanya dengan modal yang mulanya kecil pun, jika aspek pasarnya bagus, UKM itu secara perlahan dan bertahap akan maju dan berkembang. Agaknya, memproduksi sebuah barang bukanlah hal yang sulit dilakukan. Tetapi bagaimana menjualnya, dan ke mana dipasarkan adalah kunci yang penting diketahui.