Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tangerang - PT Angkasa Pura II (Persero) baru saja menerbitkan dokumen Request for Proposal (RfP) kepada calon investor Bandara Kualanamu di Sumatera Utara. Amandemen Dokumen RfP yang dirilis hari ini merupakan versi pembaruan dari yang pernah diterbitkan pada 9 Juli 2019.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan sudah ada 31 perusahaan minat menjadi investor strategis. Mereka berasal dari negara di kawasan Asean, Asia Barat, Asia Timur, dan Eropa.
Sisanya, 8 investor lain yang menyatakan mintanya berasal dari dalam negeri.
"Hari ini secara resmi kami meluncurkan amandemen dokumen request for proposal Bandara Kualanamu. Jadi ada 39 investor yang menyatakan minatnya, 31 dari luar, 8 dari dalam," ujar Awaluddin dalam konferensi pers di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Rencananya seluruh rangkaian seleksi mitra strategis tersebut akan rampung pada Kuartal IV-2020 mendatang.
"Kami targetkan rangkaian seleksi untuk mendapat mitra strategis berkelas dunia ini tuntas pada Kuartal IV/2020," ungkapnya.
Untuk diketahui, PT Angkasa Pura II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi. Adapun PT Angkasa Pura Aviasi ini nantinya yang akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu dengan masa konsesi 25 tahun. Di mana komposisi kepemilikan saham di PT Angkasa Pura Aviasi adalah PT Angkasa Pura (minimum 51%) dan mitra strategis (maksimum 49%).
"PT Angkasa Pura II menjadi pemegang saham mayoritas di PT Angkasa Pura Aviasi sehingga memegang kendali terkait dengan berbagai rencana pengembangan dan pengelolaan Bandara Kualanamu. Kami memastikan Bandara Kualanamu akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia," paparnya.
Setelah masa konsesi selesai, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan ke PT Angkasa Pura II.
Skema Strategic Partnership dalam pengembangan dan pengelolaan Kualanamu ini mendatangkan berbagai keuntungan bagi PT Angkasa Pura II dan Indonesia.
"Keuntungan dari Strategic Partnership ini adalah adanya Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia yang terdiri dari Capex Commitment dan Upfront Payment, pengembangan aset di Kualanamu, serta pengembangan 3E yaitu Expansion the traffic, Expertise Sharing dan Equity Partnership dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai internasional airport hub di kawasan Barat Indonesia," ungkapnya.
Selain itu, pembangunan Bandara Kualanamu bisa dipercepat dengan adanya alternatif pembiayaan dari mitra strategis, ditambah nanti aset yang sudah dibangun akan kembali ke PT Angkasa Pura II.
Kapasitas terminal penumpang Bandara Kualanamu sendiri akan ditingkatkan secara bertahap dilakukan hingga mencapai kapasitas 40 juta penumpang per tahun, dimana saat ini jumlah penumpang bandara Kualanamu berkisar 8-11 juta penumpang pertahun. dtc